Home / NEWS / Komandan TNI dan Warga Sempat Debat Sebelum Ledakan Amunisi di Garut

Komandan TNI dan Warga Sempat Debat Sebelum Ledakan Amunisi di Garut

JAKARTA,  Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkapkan, Kepala Gudang Pusat Amunisi atau Gupusmu III Bandung Kolonel Antonius Hermawan dengan sempat berdebat dengan koordinator pekerja sipil sebelum terjadinya ledakan amunisi yang menewaskan 13 orang di Garut, Senin (17/5/2025) lalu

“Sebelum ledakan, sempat ada perdebatan singkat antara Komandan Gapusmus dengan koordinator pekerja warga atas nama Rustiawan,” ujar kata anggota Komnas HAM Uli Parulian Sihombing dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/5/2025).

Untuk diketahui, Rustiawan adalah warga sipil yang telah dipekerjakan untuk pemusnahan amunisi TNI dan Polri selama kurang lebih 10 tahun.

Uli menjelaskan, perdebatan itu berkaitan dengan penanganan detonator atau pemicu sisa amunisi afkir.

 Baca juga: Ledakan Amunisi di Garut, Apakah Warga Sipil Memiliki Kualifikasi untuk Pemusnahan?

Dalam kebiasaan penanganannya, detonator sisa akan ditenggelamkan ke dasar laut untuk mempercepat proses disfungsi.

“Namun pada hari tersebut, dipilih dengan cara menimbun menggunakan campuran urea,” kata Uli.

Para korban lantas menurunkan sisa detonator yang dimasukkan ke dalam drum dan hendak diturunkan ke dalam lubang yang sudah digali.

“Namun saat proses tersebut, drum berisi detonator tersebut tiba-tiba meledak,” kata Uli.

Baca juga: Investigasi Ledakan Amunisi TNI AD di Garut, 25 Prajurit dan 21 Warga Sipil Diperiksa

Diberitakan sebelumnya, peristiwa ledakan amunisi afkir terjadi pada Senin (12/5/2025) lalu yang menyebabkan 13 orang tewas, sembilan di antaranya adalah warga sipil.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana menjelaskan kronologinya dari awal, bahwa jajaran Gudang Pusat Amunisi dan Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat telah melakukan pengecekan prosedur dan lokasi pada Senin (12/5/2025) pukul 09.30 WIB.

“Pada awal kegiatan secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman,” ujar Wahyu dalam konferensi persnya, Senin (12/5/2025).

Selanjutnya, tim penyusun amunisi dari TNI Angkatan Darat (AD) melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan sebelumnya.

Setelah itu, tim penyusun amunisi ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan. Peledakan amunisi afkir di dua lubang sumur tersebut pun berhasil dilakukan.

Baca juga: Mendesak Pertanggungjawaban TNI Setelah Tragedi Ledakan Amunisi Garut, Jangan Lagi Libatkan Sipil

“Peledakan di dua sumur ini berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman,” ujar Wahyu.

Kemudian, terdapat satu lubang sumur lain yang peruntukannya untuk menghancurkan detonator. Termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi tidak layak pakai tersebut.

“Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia,” ujar Wahyu.

TNI mengungkap, 13 orang korban tewas itu terdiri dari 9 orang warga sipil dan 4 orang tentara.

Pihak keluarga menyebut warga sipil yang menjadi korban dipekerjakan TNI untuk membantu proses pemusnahan, tetapi pihak TNI masih melakukan investigasi untuk mendalami hal tersebut.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *