Vivian Larsen mengaku hanya mengalami kelelahan biasa, sebelum didiagnosis menderita Acute Myeloid Leukemia (AML), yaitu jenis kanker darah atau leukemia yang menyerang sumsum tulang dan berkembang dengan cepat.
Dilansir dari Cancer.org, AML dimulai di sumsum tulang, yaitu bagian dalam yang lembut dari tulang tertentu, tempat sel darah baru dibuat.
Biasanya, AML dengan cepat berpindah dari sumsum tulang ke dalam darah.
Kadang-kadang dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh termasuk kelenjar getah bening, hati, limpa, sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), dan testis.
Kadang-kadang pula, sel leukemia membentuk tumor yang disebut sarkoma mieloid.
Baca juga: 3 Pasien Jelaskan Gejala Awal Leukemia Sebelum Didiagnosis Kanker Darah
Kepada Newsweek, Larsen menceritakan pengalamannya berperang melawan sel-sel kanker.
Semua bermula di awal tahun 2024, di mana Larsen memiliki resolusi untuk fokus pada kesehatan, memprioritaskan kesehatan fisik dan mental dan menjadi versi dirinya yang lebih sehat.
Larsen yang menduduki kursi eksekutif di bidang kesehatan adalah seorang ibu dari seorang anak laki-laki berusia tiga tahun.
Tepat saat dia membuat resolusi tersebut, Larsen merasa sedikit lelah.
“Tetapi saya pikir semua ibu yang memiliki anak kecil pasti merasa cukup lelah,” ujarnya, seperti dikutip dari Newsweek (27/6/2024).
Pada bulan Januari 2024, sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan, dokter memberi tahunya bahwa jumlah sel darah Larsen sangat rendah, yang terkadang bisa menjadi tanda penyakit tertentu.
Dia pun mencari opini kedua dari beberapa dokter lain. Dan semua dokter menegakkan diagnosis yang sama, bahwa Larsen menderita AML, jenis kanker darah yang ganas dan berkembang dengan cepat.
“Saya dan keluarga sangat shock, karena tak ada gejala lain yang saya rasakan. Saya hanya merasa sangat kelelahan,” ujarnya.
Baca juga: Dokter Sebut Kolesterol Tinggi Tak Menunjukkan Gejala, Bagaimana Cara Mengetahuinya?
Larsen pun terpaksa membatalkan penerbangannya ke Taiwan untuk pulang ke kampung halamannya.
Larsen membuat banyak rencana untuk memastikan bahwa suami, bayi, dan orangtuanya dapat tetap terurus seandainya dia tidak ada.