Home / NEWS / Kisah Eks Komandan OPM: Takut, Menderita, dan Rindu Keluarga

Kisah Eks Komandan OPM: Takut, Menderita, dan Rindu Keluarga

JAKARTA, Mantan Komandan Batalyon (Danyon) Ayosami Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap IV/Sorong Raya, Yeremias Foumair menyatakan bahwa dirinya merindukan istri dan anak-anaknya.

Kerinduannya terhadap keluarga itulah yang memantapkannya untuk melepas status OPM dan berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Saya rindu bertemu istri dan anak-anak saya yang sudah hidup aman damai di kampung,” ujar Yeremias, dikutip dari siaran pers TNI, Sabtu (17/5/2025).

Baca juga: Mengenal Satgas Habema TNI yang Tewaskan 18 Anggota OPM di Sugapa

Selain keluarga, Yeremias mengaku bahwa saat menjadi komandan OPM diliputi penderitaan dan ketakutan, terutama ketika hidup di hutan.

Ia pun rindu menjalani kehidupannya di kampung, yang membuatnya kembali menyatakan setia kepada NKRI.

“Saya bosan hidup di hutan penuh ketakutan dan penderitaan. Sekarang saya sadar, jalan kekerasan tidak membawa perubahan,” ujar Yeremias.

Ikrarnya terhadap NKRI dilakukan di Kampung Fuog, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, pada Kamis (15/5/2025). Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) 501/BY Letkol Infanteri Yakhya Wisnu Arianto memimpin prosesi tersebut.

Yeremias yang berikrar juga disaksikan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Maybrat Mellianus Saas; saudara kandung Yeremias, Cosmas Foumair; tokoh masyarakat; dan kepala kampung setempat.

Baca juga: Tokoh Penting OPM Bumi Walo Enumbi Tewas, Amunisi dan Sajam Diamankan

Sebelum Yeremias, sebanyak 29 anggota OPM di Maybrat, Papua Barat menyatakan setia kepada NKRI.

Felix Fomaer menjadi salah satu anggota yang menceritakan bahwa intimidasi menjadi alasannya bergabung dengan OPM.

Namun, ia mengaku ingin hidup tenang bersama keluarga dan menyekolahkan anaknya. Hal itu yang membuatnya mantap berikrar kepada NKRI.

Adapun 29 orang tersebut bisa kembali berikrar setia kepada NKRI, karena tim patroli Satgas Yonif 133/YS yang menemukan sebuah dokumen berisi catatan nama orang-orang yang tergabung dalam OPM Sorong Raya.

Dari temuan catatan itu, petugas melakukan penelusuran dan pemanggilan pihak terkait untuk dimintai keterangan.

Ternyata sejumlah orang yang namanya tercatat dalam dokumen tersebut memang mengaku bergabung dengan OPM, tetapi lantaran diintimidasi oleh pentolan-pentolan organisasi tersebut.

Akhirnya, ke-29 orang itu dibantu oleh tokoh masyarakat Distrik Aifat TImur lalu berhasil kembali ke kampung halaman dan berikrar setia pada NKRI.

Baca juga: Komnas HAM: 16 Korban OPM di Distrik Anggruk adalah Sipil, Bukan Intelijen

Kapuspen TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan, pihaknya selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin kembali ke pangkuan NKRI, termasuk para anggota OPM.

Ia menambahkan, TNI tetap mengedepankan pendekatan humanis dan dialogis dalam menjalankan tugas di Papua.

“TNI tetap akan menerima dengan tangan terbuka apabila anggota OPM ada yang menyadari kesalahannya dan berniat kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi,” ujar Kristomei.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *