JAKARTA, Gubernur Jakarta Pramono Anung memberikan perhatian penuh terhadap pengembangan budaya Betawi sebagai identitas utama Ibu Kota.
Ia menegaskan bahwa budaya Betawi harus diangkat ke tingkat yang lebih tinggi agar tidak lagi dianggap remeh.
Langkah pertama yang diambil Pramono adalah melarang ondel-ondel untuk ngamen.
Menurutnya, langkah ini bertujuan agar budaya Betawi tidak sekadar menjadi hiburan jalanan, tetapi dihormati sebagai bagian dari warisan budaya yang bermartabat.
“Beberapa hari yang lalu saya mengatakan bahwa saya akan melarang ondel-ondel untuk ngamen. Supaya budaya Betawi ini kita naikkan, kita buat menjadi sesuatu budaya yang sangat dihormati oleh siapapun. Bukan kemudian budaya untuk ngamen,” kata Pramono dalam acara Sarasehan III Kaukus Muda Betawi, Jakarta Utara, Senin (2/6/2025).
Baca juga: Pramono Akan Gelar Lomba Ornamen Betawi di Perbatasan Wilayah Jakarta
Ia telah menginstruksikan Dinas Kebudayaan dan para wali kota untuk tidak lagi memberikan izin terhadap aktivitas tersebut, khususnya di ruang-ruang publik.
Sebagai gantinya, Pramono berjanji akan memberikan perhatian kepada 42 sanggar ondel-ondel untuk tampil dalam acara-acara resmi Jakarta.
Upaya promosi budaya, Pemprov Jakarta juga menggandeng sepuluh hotel berbintang lima untuk memberikan nuansa Betawi baik dari segi tampilan hotel hingga makanan untuk tamu.
“Kita mulai contohnya di Hotel Borobudur. Bahkan selama dua bulan, Hotel Borobudur akan setiap hari menyajikan makanan khas Betawi,” ujar Pramono.
Stadion Tugu Bernuansa Betawi
Dalam sektor infrastruktur, Pramono memastikan bahwa pembangunan fasilitas publik juga akan membawa sentuhan budaya lokal.
Salah satunya adalah Stadion Tugu di Jakarta Utara, yang saat ini tengah direvitalisasi.
Baca juga: Pelajaran Budaya Betawi Akan Masuk Kurikulum Sekolah
Stadion berkapasitas 4.500 penonton itu akan menampilkan arsitektur khas Betawi, terutama pada bagian tribune yang dirancang bergaya “gigi balang”.
Pramono juga mengungkapkan bahwa kawasan Blok M tengah dikembangkan menjadi pusat budaya Betawi.
Kawasan ini nantinya akan menjadi etalase utama bagi seni, kuliner, dan budaya khas Betawi yang dapat dinikmati oleh warga maupun wisatawan.
Untuk mendukung mobilitas, Pemprov telah mengintegrasikan sistem transportasi umum Transjabodetabek yang menghubungkan Blok M dengan wilayah-wilayah seperti Bogor, Ancol, PIK, dan Alam Sutera.
Baca juga: Pramono Perintahkan Penamaan Rumah Sakit di Jakarta Pakai Tokoh Betawi
Pramono mengingatkan bahwa pelestarian budaya Betawi tidak boleh berhenti pada simbol-simbol semata.
Mantan Sekretaris Kabinet itu berharap budaya Betawi bisa tampil lebih berkelas, dikenal luas, dan menjadi kebanggaan warga Jakarta.
“Kita untuk urusan kebetawian ini jangan hanya simbol-simbol saja,” kata Pramono.