SUMENEP – DI ujung timur Pulau Madura, tepatnya di Lingkungan Delama, Kelurahan Pajagalan, berdiri bangunan bersejarah yang menjadi saksi perjalanan panjang kebudayaan dan kekuasaan lokal bernama Keraton Sumenep . Meski tidak sebesar keraton di Yogyakarta atau Surakarta, kompleks ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak kalah penting dalam mozaik peradaban Nusantara.Bangunan utama keraton terdiri atas pendopo yang dahulu digunakan sebagai tempat pertemuan resmi, penyambutan tamu agung, hingga penyelenggaraan pertunjukan seni. Selain menjadi objek wisata budaya, pendopo tersebut masih digunakan dalam sejumlah acara seremonial Pemkab Sumenep.Baca juga: Mengenal Sistem Otda Kerajaan Majapahit, Pejabat Bawahan Wajib Setor Upeti ke Pusat Berbagai peninggalan sejarah tersimpan di dalam keraton. Salah satu koleksi paling berharga adalah Al-Qur’an tulisan tangan Sultan Abdurrahman, salah satu raja Sumenep. Kemudian, ada cermin raksasa, kereta kencana, serta beragam pusaka seperti keris dan pedang. Di bagian belakang kompleks, terdapat Taman Sare, bekas tempat pemandian para putri keraton. Konon, air di taman ini dipercaya dapat mempercantik aura wajah siapa pun yang membasuhkannya.Tiga Dinasti, Satu Warisan BudayaMengutip data dari situs resmi Pemkab Sumenep, wilayah ini pernah diperintah oleh tiga dinasti utama yakni Dinasti Aria Wiraraja, keturunan Kanduruhan dan Raden Adipati Pramono, serta Bindara Saut.Pada masa awal, pusat pemerintahan kerajaan berpindah-pindah, termasuk ke Desa Lapataman pada masa Pangeran Secodiningrat III atau Jokotole.
Keraton Sumenep, Jejak Peradaban Madura yang Masih Bertahan

Tag:Breaking News