KEBUMEN, Kasus kematian MU (55), kepala sekolah asal Kabupaten Magelang yang ditemukan tewas di area Petilasan Pagar Suruh, Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kebumen, akhirnya terungkap.
Polisi menyatakan korban dibunuh oleh rekan ritualnya sendiri, berinisial WH (27), warga Desa Kalirancang, Kecamatan Alian.
Pembunuhan terjadi saat keduanya melakukan ritual pesugihan di hutan.
“Alhamdulillah, kurang lebih dalam waktu 1×24 jam, kita berhasil mengamankan pelaku inisial WH,” kata Kapolres Kebumen AKBP Eka Baasith Syamsuri, dalam konferensi pers, Jumat (23/5/2025).
Baca juga: Kronologi Mayat Kepala Sekolah Ditemukan Membusuk di Hutan Kebumen, Ada Sesaji di TKP
Barang bukti seperti sepeda motor Honda Beat dan ponsel Android milik korban turut diamankan.
WH sempat mempreteli motor dan mereset ponsel untuk menghilangkan jejak, namun penyidik tetap berhasil mengungkap fakta-fakta kunci melalui metode penyelidikan mendalam.
Motif pembunuhan ternyata berakar pada luka hati dan dendam, usai pelaku merasa dihina saat mengikuti ritual pesugihan bersama korban.
MU disebut pernah meremehkan WH karena dianggap gagal mendatangkan kekayaan dari ritual tersebut.
“Korban pernah menyebut pelaku tidak mampu mendatangkan kekayaan. Ucapan itu meninggalkan luka mendalam di hati pelaku,”
Meski sempat tersinggung, WH masih menerima ajakan korban untuk melakukan ritual kembali pada Kamis (15/5/2025).
Saat itulah niat balas dendam pelaku mulai dijalankan. Dalam persiapan ritual di lokasi petilasan, WH mencampur racun ke dalam air mineral yang digunakan dalam prosesi dan menyamarkannya dengan bunga ritual.
“Air beracun itu kemudian diberikan kepada korban,” kata Kapolres.
Baca juga: Kematian Kepala SDN Bringin 1 di Hutan Kebumen Masih Misterius, Polisi Amankan Satu Saksi
Setelah meneguk air tersebut, korban mengalami sekarat dan meninggal dunia di tempat. WH yang panik segera melarikan diri sambil membawa sepeda motor dan handphone korban.
“Setelah korban tergeletak, pelaku panik dan meninggalkan lokasi sambil membawa barang berharga milik korban,” lanjutnya.
Jenazah MU ditemukan empat hari kemudian, Senin (19/5/2025), oleh seorang warga yang sedang menggembala kambing. Saat ditemukan, kondisi tubuh sudah mengalami kerusakan parah, dan tidak ditemukan identitas apa pun yang melekat.
“Beberapa bagian tubuh korban telah rusak, sehingga menyulitkan proses identifikasi. Kami gunakan alat khusus untuk memastikan identitas korban,” jelas AKBP Eka.
Baca juga: Makam Kepala SD di Magelang Dibongkar, Kematiannya di Kebumen Diduga Janggal
Korban kemudian berhasil diidentifikasi sebagai warga Kelurahan Mranggen, Kecamatan Srumbung, Magelang.
Setelah jenazah diserahkan ke keluarga, kecurigaan muncul karena motor dan ponsel korban hilang, sehingga polisi mendalami kemungkinan tindak pidana.