Jakarta – Kita terbiasa melihat utara berada di bagian atas peta. Tapi tahukah Anda, itu bukan aturan baku dalam ilmu geografi.Dalam dunia geofisika, utara tidak selalu berarti “atas”. Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa Kutub Utara Magnetik—titik yang dulunya berada di wilayah Arktik Kanada—secara perlahan bergeser menuju Siberia. Kutub ini pun berbeda dari Kutub Utara Geografis, yaitu titik tetap di mana semua garis bujur bertemu di Belahan Bumi Utara.Namun, fakta-fakta ilmiah ini belum cukup menjelaskan satu hal: kenapa dalam hampir semua peta modern, utara selalu berada di atas?Dalam sejarahnya, tidak ada yang mutlak bahwa utara harus berada di atas peta. Beberapa peta kuno Mesir justru menempatkan selatan di atas.Di Eropa abad pertengahan, para kartografer Kristen cenderung menempatkan timur di atas karena arah itu mengarah ke Yerusalem—pusat spiritual bagi umat Kristiani.Sebagian lagi memilih timur karena merupakan tempat matahari terbit—dari sinilah istilah “orientasi” berasal. Bahkan, para pemukim awal Amerika terkadang membuat peta dengan barat di atas, karena itulah arah yang mereka tempuh dalam ekspansi ke wilayah baru. Jawabannya mungkin ada pada Claudius Ptolemeus, ilmuwan Yunani kuno yang hidup di abad ke-2 Masehi.Dalam karya terkenalnya, Geographia, Ptolemeus menggambarkan peta dunia dengan utara di bagian atas. Kita tak tahu pasti mengapa ia memilih susunan itu, tetapi bisa jadi karena Perpustakaan Alexandria—tempatnya melakukan penelitian—memiliki lebih banyak informasi tentang belahan bumi utara dibanding selatan.Ratusan tahun kemudian, para cendekiawan Renaisans menghidupkan kembali karya Ptolemeus. Kebetulan, saat itu fenomena medan magnet bumi dan kutub magnetik mulai dikenali. Maka, penempatan utara di atas peta pun semakin dianggap masuk akal dan akhirnya menjadi standar umum.Namun, Kutub Utara Magnetik sendiri baru ditemukan pada tahun 1831 oleh penjelajah Inggris, James Clark Ross. Dalam perjalanannya ke Kutub Utara—yang sebenarnya bertujuan mencari jalur perdagangan yang disebut Northwest Passage—Ross menemukan titik di mana jarum kompas tidak lagi menunjuk ke arah horizontal, tapi lurus ke bawah. Titik itu berada di pantai barat semenanjung Boothia, Kanada.“Sulit dijelaskan kegembiraan yang kami rasakan saat akhirnya mencapai titik tujuan besar kami ini,” tulis Ross dalam catatannya. “Tak ada lagi yang harus kami lakukan selain pulang ke rumah dan menjalani hidup dengan rasa puas.”Dan sejak saat itulah, dunia—secara harfiah—mulai melihat segala sesuatu dari arah utara.
Kenapa Peta Selalu Menempatkan Utara di Bagian Atas? Ini Sejarahnya

Tag:Breaking News