Jakarta Timnas Italia menang, tapi rasanya getir. Kemenangan 2-0 atas Moldova di kualifikasi Piala Dunia 2026 tak mampu menutupi kenyataan bahwa itu adalah laga terakhir Luciano Spalletti sebagai pelatih kepala. Tim tampak tahu betul bahwa penampilan mereka belum cukup meyakinkan.Andrea Cambiaso, salah satu pencetak gol, tak sungkan mengakui bahwa pertandingan tersebut jauh dari kata sempurna. Ia mengatakan kalau para pemain sebenarnya ingin memberikan perpisahan yang lebih layak bagi sang pelatih. Namun, suasana di ruang ganti sudah terlalu berat untuk disembunyikan.Spalletti pergi bukan karena ingin, melainkan karena keputusan federasi. Kekalahan telak 0-3 dari Norwegia di laga pertama menjadi titik balik, dan laga kontra Moldova jadi salam perpisahan yang canggung. Gli Azzurri menang, tapi dengan hati yang tertinggal.Andrea Cambiaso menunjukkan kedewasaan yang besar saat berbicara usai pertandingan. Ia tak bersembunyi di balik skor, tapi justru mengakui bahwa permainan Italia jauh dari impresif. “Kami semua ingin memberikan penampilan bagus, tapi kami tahu ini bukan pertandingan yang hebat,” katanya kepada RAI Sport, seperti dikutip Football Italia.Pemain Juventus itu juga menyampaikan bahwa mereka ingin memberi penghormatan lebih kepada Spalletti lewat permainan yang lebih solid. Namun, rasa kecewa dan tekanan dari situasi internal tim tak bisa dipungkiri. Ini bukan sekadar pertandingan, melainkan babak emosional yang harus dilalui.Kemenangan ini, meski penting secara angka, terasa getir dalam konteks emosional. Spalletti, yang dikenal penuh semangat dan karakter, harus meninggalkan tim dengan perasaan yang campur aduk. Para pemain merasakannya dengan cukup dalam.Keputusan pemecatan Spalletti diumumkan hanya sehari sebelum laga kontra Moldova. Situasi itu membuat persiapan tim menjadi tidak ideal. Para pemain bermain dalam suasana yang tegang dan tidak pasti.Cambiaso menegaskan bahwa para pemain tetap bersikap profesional. Namun, ia juga mengakui, ketika pelatih dipecat, rasa sakit itu nyata bagi para pemain. “Spalletti adalah pelatih hebat. Kami sangat sedih atas yang terjadi,” ucapnya.Kepergian Spalletti mencerminkan kekacauan internal yang sedang melanda federasi sepak bola Italia. Dalam sepak bola, pelatih datang dan pergi, tapi ketika hubungan emosional telah terbentuk, perpisahan bukan hal yang mudah.Italia masih jauh dari kata aman dalam persaingan Grup I zona Eropa. Norwegia memimpin dengan sempurna, meraih 12 poin dari empat pertandingan. Italia tertinggal, sementara perubahan pelatih tak menjanjikan solusi instan.Cambiaso tak mau menyerah. Ia mengatakan bahwa tim akan terus berjuang di sisa pertandingan. Meskipun hasil buruk sempat membayangi, para pemain tetap berkomitmen untuk memberikan yang terbaik.Akan tetapi, publik Italia tentu berharap lebih dari sekadar komitmen. Dengan sejarah dan reputasi yang dimiliki Gli Azzurri, terutama setelah kegagalan tampil di dua edisi sebelumnya, lolos ke Piala Dunia bukan pilihan, melainkan keharusan. Jalan masih panjang dan saat ini mereka harus memulai babak baru tanpa Spalletti.Sumber: RAI Sport, Football Italia
Kemenangan Getir Gli Azzurri

Tag:Breaking News