Home / Politik / Kasus Bahan Mentah MBG, DPR Minta Izin SPPG Dicabut Sementara

Kasus Bahan Mentah MBG, DPR Minta Izin SPPG Dicabut Sementara

Jakarta Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tengah menjadi sorotan publik, usai viral di media sosial pemberian bahan makanan mentah kepada siswa di wilayah Tangerang Selatan, Banten.Terkait hal ini, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini meminta BGN memberikan penjelasan detail terkait kasus tersebut.“BGN harus memberikan penjelasan sejelas jelasnya. Kasus tersebut menunjukkan masih lemahnya pengawasan BGN,” kata Yahya saat dikonfirmasi, Kamis (19/6/2025).Dia menilai, pemberian bahan mentah dalam program MBG tidak boleh dibiarkan.“Kasus tersebut tidak dapat dibiarkan. Harus ada tindakan tegas. Jika perlu izinnya dicabut sementara. Supya ada perlakuan yang adil sesama SPPG,” kata dia.Menurut Politikus Golkar itu, BGN harus segera melakukan evaluasi pengawasan MBG secara menyeluruh.“BGN harus membuat satuan tugas pengawasan yang melibatkan pemda, BPOM, sekolah, polisi dan TNI supaya pengawasannya lebih paripurna,” pungkasnya. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kebijakan resmi dari pihaknya yang mengatur pembagian MBG dalam bentuk bahan mentah, apalagi selama masa libur sekolah.“Belum ada kebijakan BGN seperti itu. Saat ini, BGN masih menyusun petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan program MBG selama libur sekolah,” kata Dadan saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (18/6/2025).Dadan menjelaskan, penyusunan juknis program MBG saat libur sekolah masih berlangsung. BGN mempertimbangkan sejumlah aspek, mulai dari pola kehadiran siswa di sekolah hingga efektivitas penyaluran gizi selama masa liburan.“Jika siswa masih bisa datang ke sekolah, MBG akan diberikan dalam bentuk makanan segar. Mereka juga bisa dibekali makanan tahan lama seperti telur, buah, dan susu untuk satu atau dua hari ke depan,” ujarnya seperti dikutip dari Antara.Namun, bila mayoritas siswa tidak hadir ke sekolah selama libur, distribusi MBG akan dialihkan kepada kelompok rentan lainnya, seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, agar manfaat gizi tetap tersalurkan secara merata dan optimal.“Kami pastikan setiap kebijakan yang diambil berlandaskan prinsip pemerataan gizi, efektivitas penyaluran, dan keberlanjutan manfaat. Tidak ada keputusan sepihak soal pembagian MBG tanpa dasar kebijakan resmi,” tegas Dadan.Di sisi lain, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Yayasan Mualaf Indonesia Timur (Yasmit) di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, mengakui bahwa pembagian MBG dalam bentuk bahan mentah memang dilakukan di wilayah tersebut.Kepala SPPG Yasmit Ciputat Timur, A Basiro, menyatakan bahwa sebanyak 4.075 siswa dari 18 sekolah dari tingkat PAUD hingga SMA menerima bahan mentah agar makanan dapat disimpan lebih lama di rumah.“Ya, kami distribusikan dalam bentuk mentah karena sekolah sedang libur atau memasuki masa class meeting. Ini supaya siswa tetap bisa menerima manfaat MBG meski tidak berada di sekolah,” ujar Basiro.Menurut dia, inisiatif ini diambil agar program MBG tetap tersalurkan meskipun tidak dalam bentuk makanan siap saji.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *