Home / Bali Nusra / Karmanaci, Jejak Kolonial Portugis dalam Semur Khas Nusa Tenggara Timur

Karmanaci, Jejak Kolonial Portugis dalam Semur Khas Nusa Tenggara Timur

NTT – Karmanaci, hidangan semur daging khas Nusa Tenggara Timur, menyimpan jejak sejarah panjang pengaruh budaya kolonial Portugis. Teknik memasak dengan rempah-rempah khas dan proses pemanggangan yang unik menjadi bukti akulturasi kuliner yang bertahan hingga kini.Mengutip dari berbagai sumber, masyarakat Nusa Tenggara Timur telah lama mengenal karmanaci sebagai hidangan istimewa yang biasa disajikan dalam acara adat dan perayaan penting. Hidangan ini terdiri dari daging sapi atau kambing yang dimasak dengan bumbu rempah kental, kemudian dipanggang hingga menghasilkan cita rasa khas.Sejarah karmanaci tidak dapat dipisahkan dari pengaruh bangsa Portugis yang pernah berdagang dan bermukim di wilayah Nusa Tenggara pada abad ke-16. Bangsa Portugis memperkenalkan teknik memasak semur, yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat lokal dengan menambahkan rempah-rempah khas NTT.Bumbu karmanaci menggunakan campuran rempah seperti kemiri, bawang merah, bawang putih, dan asam kawak. Rempah-rempah ini diolah hingga halus dan dicampur dengan santan, yang menciptakan kuah kental yang meresap ke dalam daging.Proses pemanggangan setelah daging direbus memberikan sentuhan akhir yang membedakan karmanaci dari semur pada umumnya. Teknik pemanggangan dalam pembuatan karmanaci terinspirasi dari kebiasaan memasak bangsa Portugis yang gemar memanggang daging.Masyarakat NTT mengembangkan teknik ini dengan menggunakan arang kayu, menghasilkan aroma berasap yang khas. Beberapa daerah di NTT, seperti Kupang dan Timor, karmanaci sering disajikan dalam acara-acara besar seperti pernikahan, syukuran, atau penyambutan tamu penting. Penyajiannya biasanya dilengkapi dengan nasi putih atau jagung bose, makanan pokok khas NTT.Pengaruh Portugis juga terlihat dalam penggunaan bahan-bahan seperti anggur merah atau cuka yang kadang ditambahkan dalam beberapa varian resep karmanaci. Bahan-bahan ini merupakan bukti adaptasi masyarakat NTT terhadap bahan-bahan yang diperkenalkan oleh bangsa Eropa.Meskipun memiliki akar sejarah dari luar, karmanaci telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner NTT. Saat ini, karmanaci mulai dikenal di luar NTT. Beberapa restoran di kota besar menyajikan hidangan ini dengan sentuhan kontemporer, namun tetap mempertahankan cita rasa aslinya.Penulis: Ade Yofi Faidzun

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *