Jakarta – Koper kecil, peci hitam berornamen pita biru putih, beserta tas paspor milik mendiang Surjana Doli A nyaris tak pernah lepas dari pegangan Hendra Ananta, jemaah haji asal Kota Bandung yang tergabung di Kloter JKS 07. Dua barang itu menjadi peninggalan terakhir yang bisa diantarkan Hendra kepada keluarga mendiang ketika sampai di Tanah Air nanti.Pemiliknya, Surjana, meninggal dunia di Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah pada Sabtu (14/6/2025) pagi. Ia mengembuskan napas terakhir pada usia 82 tahun.Hendra menjadi teman sekamar Surjana selama di Makkah. Mereka akrab bahkan sejak mengikuti manasik haji meski usia keduanya terpaut jauh, seperti ayah dan anak.Karena keduanya sama-sama berangkat haji sendirian tanpa pendamping, Surjana disebut cukup bergantung pada Hendra yang lebih muda dan fisiknya lebih kuat. Menurut Hendra, Surjana yang mendaftar haji pada 2013 itu termasuk kategori risiko tinggi karena punya penyakit bawaan.Sebelum meninggal, ia dan Surjana duduk bersebelahan di bus dalam perjalanan dari Makkah menuju Jeddah pagi tadi. Kondisinya saat itu sudah sering sesak napas dengan sempat mengonsumsi obat pada subuh sebelum perjalanan. Nafsu makannya juga menurun, terutama saat sarapan di bus.”Beliau tadi sarapan sangat sedikit saat di bis, menunya kebetulan bukan selera beliau,” kata Hendra ditemui di bandara.Setelah turun dari bus, Surjana diantar dengan mobil golf menuju paviliun. Menurut Hendra, seorang temannya yang sama-sama naik mobil golf mendengar Surjana mengeluh sudah tak kuat. Begitu tiba di paviliun bandara, ia didudukkan kembali di kursi. Tapi, kesehatannya menurun dengan cepat.Ketua Rombongan 6 Kloter JKS 7 Garna Wibawa menyatakan karena kondisi Surjana semakin menurun, tim medis yang bertugas di bandara pun dipanggil. Saat itu, Surjana masih bisa merespons walau napasnya semakin berat.Tetapi selama menunggu kedatangan dokter, Surjana tak bergerak. Garna segera meminta dokter yang baru tiba langsung untuk memberikan tindakan CPR.”Saya bilang ke dokter, ‘Dok, ini kayaknya butuh di-CPR, soalnya kemungkinan makin berat. Akhirnya Pak Doli dibaringkan ke lantai, dilakukan CPR oleh tim medis di sini, sambil nunggu ambulans datang,” ia menerangkan.Tak lama setelah ambulans tiba, tubuh Surjana dinaikkan sambil terus di-CPR. Ia langsung dibawa ke klinik, tetapi hanya berselang beberapa menit, Surjana dikabarkan meninggal dunia, sekitar pukul 09.30 WAS. Garna menyebut kondisi Surjana secara umum sehat sebelum berangkat haji. Namun, hampir semua prosesi ibadah haji wajib yang harus dilakukan akhirnya dibadalkan.”Kecuali misalnya umrah wajib, dia didorong, kan dia harus datang (ke Masjidil Haram). Kalau yang sunnah-sunnah, dia enggak pernah ikut,” kata Garna.”Waktu di Mina pun, lempar jumrahnya selalu dibadalkan. Jadi beliaunya di tenda, dibadalkan oleh jemaah yang lain,” ia menjelaskan. Hal yang sama terjadi saat menunaikan tawaf ifadah.Keluarga almarhum dilaporkan sudah diberi tahu. Sesuai prosedur, jenazah Surjana tidak akan dikirimkan ke Indonesia tetapi dimakamkan di pemakaman setempat. Hanya barang-barang pribadinya yang diizinkan kembali pulang tanpa tuannya.
Jemaah Haji Asal Bandung Tutup Usia di Bandara Jeddah 5 Jam Jelang Penerbangan ke Tanah Air

Tag:Breaking News