Yogyakarta – Jander, kue tradisional berbahan dasar jagung dan kismis, telah menjadi bagian dari kuliner khas Purbalingga selama lebih dari satu abad. Makanan ini menyimpan sejarah panjang sebagai warisan budaya yang dipengaruhi oleh masa kolonial Belanda.Mengutip dari berbagai sumber, jagung menjadi bahan utama dalam pembuatan jander karena dahulu mudah ditemukan di Purbalingga. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu sentra penghasil jagung di Jawa Tengah.Sejak abad ke-19, jagung dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai pengganti beras, termasuk diolah menjadi berbagai panganan tradisional. Jander terbuat dari campuran tepung jagung, gula merah, kismis, dan santan.Adonan tersebut kemudian dikukus hingga matang yang menghasilkan tekstur yang lembut dengan rasa manis dan gurih. Keunikan jander terletak pada penggunaan kismis yang awalnya dipengaruhi oleh kebiasaan kuliner Belanda pada masa kolonial.Pada masa lalu, jander sering disajikan dalam acara-acara adat atau perayaan keluarga. Makanan ini menjadi simbol keramahan masyarakat Purbalingga. Seiring waktu, jander tidak hanya dikonsumsi di rumah-rumah, tetapi juga dijual di pasar tradisional dan toko oleh-oleh. Beberapa pembuat jander masih mempertahankan metode tradisional, seperti menggunakan cetakan daun pisang untuk memberikan aroma khas.Desa Kutasari dan Kertanegara di Purbalingga dikenal sebagai sentra pembuatan jander dengan puluhan produsen rumahan. Beberapa versi jander modern kini menambahkan varian rasa seperti pandan, coklat, atau keju untuk menyesuaikan selera konsumen masa kini.Mayoritas pembuat jander adalah perempuan, yang meneruskan keterampilan ini secara turun-temurun. Sebagian pengrajin masih mengolah jagung secara manual dengan ditumbuk, bukan digiling mesin, untuk menjaga tekstur khasnya.Harga jander relatif terjangkau, berkisar antara Rp5.000–Rp15.000 per potong. Sampai saat ini, jander tetap bertahan sebagai salah satu identitas kuliner Purbalingga.Jander bisa bertahan 2–3 hari dalam suhu ruang berkat kandungan gula yang berfungsi sebagai pengawet alami. Selain jagung, bahan lain seperti kelapa parut dan gula aren juga dipakai.Penulis: Ade Yofi Faidzun
Jander, Kue Jagung dari Purbalingga yang Bertahan Sejak Zaman Kolonial

Tag:Breaking News