JAKARTA, Isu jaksa agung diganti mendadak muncul di tengah pengamanan kantor kejaksaan dijaga oleh personel TNI. Pihak kejaksaan memastikan bahwa isu pergantian itu tidak benar atau hoaks.
Di sisi lain, pihak Istana juga turut angkat bicara ihwal hal ini, dan menegaskan bahwa pergantian jaksa agung sepenuhnya menjadi hak prerogratif Presiden Prabowo Subianto.
Sejak Sabtu (17/5/2025), rumor pergantian Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin santer terdengar di media sosial.
Dalam rumor yang beredar, pria yang kini telah berusia 70 tahun dan sudah dua periode menjadi orang nomor satu di Korps Adhyaksa itu akan digantikan oleh seorang jaksa yang pernah menjadi orang nomor satu di kejaksaan tinggi atau kajati.
Namun, tidak disebutkan siapa sosok kajati atau pimpinan tinggi yang dimaksud.
Baca juga: Isu Jaksa Agung Diganti, Ini Nama yang Pernah Pimpin Korps Adhyaksa
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar menegaskan, kabar pergantian ST Burhanuddin tidak benar alias hoaks.
“Enggak benar, itu hoaks,” kata Harli pada Senin (19/5/2025).
Dalam pantauan Kompas.com di Kejaksaan Agung, kemarin, Burhanuddin tetap berkantor seperti biasa. Hal itu diketahui dari mobil yang biasa digunakan Burhanuddin untuk beraktivitas, yang terpantau berada di area Kejagung.
Harli bahkan menyebut Burhanuddin masih bertemu dan memimpin rapat koordinasi bersama jajaran Kejagung pada pukul 10.00 WIB.
Harli mengatakan, dalam rapat rutin ini, Burhanuddin tidak berubah. Arahannya masih sama, yaitu meminta kejaksaan bekerja maksimal demi rakyat.
Baca juga: Kata Istana soal Isu Jaksa Agung Mundur
“Tadi, pesan beliau, kita harus tetap semangat, kerja keras, dan berikan yang terbaik bagi pelayanan kepada masyarakat,” lanjut Harli.
Harli mengaku, para staf di kejaksaan sempat terkejut membaca isu dan berita terkait pergantian Jaksa Agung.
Pasalnya, kabar pergantian pucuk pimpinannya ini justru diketahui melalui pihak luar, bukan pernyataan dari Burhanuddin atau sendiri.
“Kami juga baru mendengar dari beberapa media dan kami sangat terkejut ya karena sesungguhnya berita itu dan informasi itu tidak benar, katakanlah itu hoaks,” kata Harli.