Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan Indonesia menunggu lampun hijau dari Malaysia untuk melakukan ekspor beras ke negeri Jiran tersebut. Kementerian Pertanian telah menginstruksikan Perum Bulog untuk siap sedia saat permintaan ekspor itu datang.Dia mengatakan Presiden Prabowo telah mengistruksikan kepada Kementerian Pertanian untuk mengekspor beras tersebut. Namun keputusan ekspor tersebut bergantung pada pelaku usaha Malaysia. Pasalnya, ekspor beras akan dilakukan business to business atau B2B.”Manakala pengusaha Malaysia siap impor beras, kami siap ekspor beras,” kata Sudaryono di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jumat (13/6).Maka dari itu, Sudaryono mengaku telah menginstruksikan agar Bulog siap sedia saat ada permintaan ekspor dari Malaysia. Adapun perdagangan beras tersebut dilakukan melalui skema antara bisnis atau B2B.Sudaryono menyampaikan beras yang akan diekspor merupakan beras yang dikelola Bulog saat ini. Untuk diketahui, Bulog mengelola dua jenis beras, yakni Cadangan Beras Pemerintah dan beras komersial tempat Bulog mencari keuntungan.Dia tidak menjelaskan lebih lanjut jenis cadangan beras Bulog mana yang akan diekspor ke Malaysia. Namun Sudaryono memastikan pengapalan beras milik Bulog tidak akan mempengaruhi stabilitas harga dan pasokan beras nasional.”Permintaan beras dari Malaysia cuman 2.000 ton per bulan, jadi pasokan masih aman karena permintaanya kecil. Sementara itu, Bulog dapat menyerap beras dari petani lokal antara 12.000 ton sampai 20.000 ton per hari,” katanya.Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjelaskan produksi beras dalam negeri Malaysia saat ini hanya mampu mencukupi sekitar 40%–50% dari total kebutuhan nasional mereka.Sementara itu, Datuk Seri Mohamad Bin Sabu mengakui keunggulan teknologi pertanian Indonesia, terutama dalam hal peningkatan hasil panen padi. Meskipun belum bisa mengimpor beras dari Indonesia, Malaysia sudah lebih dulu mengimpor komoditas lain seperti kelapa, sayuran, dan ikan dari Indonesia.Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Sam Herodian mengatakan bahwa pemerintah Indonesia dan Malaysia sudah bekerja sama dalam produksi padi di Kalimantan Barat. Tapi, ia belum bisa memastikan seberapa banyak beras yang akan dihasilkan atau seberapa luas lahan sawah yang digunakan dalam kerja sama itu.Sam mengungkapkan luas sawah dari kerja sama tersebut mencapai ratusan ribu hektar. Badan Pusat Statistik (BPS) mendata produktivitas padi nasional lebih dari 5 ton per hektare. Dengan begitu, pemerintah berencana mengekspor lebih dari 500.000 ton gabah ke Malaysia.Dia memberikan sinyal ekspor beras sebagai keniscayaan karena tingginya stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada saat ini. Sam memproyeksikan stok CBP akan mencapai 4 juta ton pada Mei 2025 atau mencapai rekor tertinggi sejak masa merdeka.”Ekspor beras itu sudah pasti, karena sudah ada kerja sama produksi beras di Kalimantan Barat, khusus untuk dikirim ke Malaysia. Mereka agak kesulitan di Sarawak, jadi pengiriman bisa lewat jalur darat nanti,” kata Sam di Jakarta pada Kamis (8/5).
Indonesia Tunggu Lampu Hijau dari Malaysia untuk Ekspor Beras

Tag:Breaking News