JAKARTA, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menilai Bandara Taif International Airport di Makkah, Arab Saudi secara teknis bisa digunakan untuk jamaah haji dan umrah asal Indonesia.
Hal ini disampaikan Menhub pada saat pertemuan antara Anggota Amirul Hajj Indonesia 2025 dengan Otoritas Bandara Taif International Airport di Makkah, Arab Saudi, Minggu (8/6/2025).
Pertemuan itu membahas kemungkinan penggunaan Bandara Taif bagi jamaah haji maupun umrah dari Indonesia.
Baca juga: QRIS Bisa Digunakan di Jepang 17 Agustus 2025, Selanjutnya Meluas ke China, Arab Saudi, India, Korsel
Langkah ini menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mendistribusikan arus kedatangan dan memberikan alternatif jalur yang lebih efisien menuju Makkah. Diharapkan pula akan memberikan kenyamanan lebih kepada para jemaah.
“Bandara Taif akan menjadi alternatif bandara haji/umrah selain Jeddah dan Madinah untuk mengurangi kepadatan. Apalagi, jarak dari Bandara Taif ke Makkah tidak terlalu jauh, hanya 70 kilometer (km),” kata Menhub Dudy dalam siaran persnya dikutip Senin (9/6/2025).
Menhub Dudy menyatakan untuk kali pertama pada musim haji tahun ini, Bandara Taif sudah digunakan jemaah haji khusus asal Indonesia.
Sebanyak 44 jemaah haji khusus Indonesia tiba di Bandara Internasional Taif pada Rabu (28/5).
“Kedatangan di Bandara Taif ini menjadi catatan penting dalam upaya diversifikasi jalur masuk jemaah haji ke Arab Saudi,” ujarnya.
Baca juga: BI Akan Uji Coba QRIS di China dan Arab Saudi
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, hingga 28 Mei 2025, total jemaah haji khusus yang telah tiba di Arab Saudi berjumlah 10.654 orang.
Mereka terbagi melalui dua pintu masuk utama, yaitu Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah sebanyak 6.205 jemaah atau 60 persen dari total kedatangan. Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdulaziz, Madinah sebanyak 4.449 jemaah.