Home / MONEY / Harga Minyak Melonjak dan Saham AS Anjlok Setelah Israel-Iran Saling Serang

Harga Minyak Melonjak dan Saham AS Anjlok Setelah Israel-Iran Saling Serang

KOMPAS.com-Harga minyak melonjak tajam pada Jumat (13/6/2025), sementara indeks saham utama di Wall Street mengalami penurunan karena kekhawatiran perang antara Israel dan Iran dapat mengganggu pasokan minyak global.

Dilaporkan AP News, indeks S&P?500 turun 1,1 persen, membatalkan kenaikan moderat sepanjang pekan.

Dow Jones anjlok 769 poin atau 1,8 persen, sedangkan Nasdaq merosot 1,3 persen.

Baca juga: Israel-Iran Memanas Lagi: Apa yang Harus Dilakukan Indonesia?

Harga minyak mentah acuan AS naik 7,3 persen menjadi 72,98 dollar AS (sekitar Rp1,19 juta) per barel. Minyak mentah Brent, acuan global, melonjak 7 persen ke level 74,23 dollar AS (~Rp1,21 juta) per barel.

Ketegangan meningkat setelah serangan Israel terhadap target nuklir dan militer Iran, sehingga investor khawatir akan gangguan pasokan.

Iran, salah satu produsen penting, bisa terganggu ekspornya. Selain itu, jalur utama minyak dunia Selat Hormuz, dekat pantai Iran, berpotensi jadi sumber konflik.

Lonjakan harga minyak mendorong saham perusahaan minyak AS menguat: Exxon Mobil naik 2,2 persen dan ConocoPhillips naik 2,4 persen.

Sementara itu, saham maskapai dan operator kapal pesiar terpukul: Carnival turun 4,9 persen, United Airlines anjlok 4,4 persen, dan Norwegian Cruise Line merosot 5 persen.

Baca juga: Israel Serang Iran, Menko Airlangga Sebut Belum Ganggu Perekonomian Indonesia

Perusahaan pertahanan ikut diuntungkan. Saham Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan RTX naik lebih dari 3 persen.

Investor juga beralih ke aset safe haven: harga emas naik 1,4 persen, sementara imbal hasil obligasi pemerintahan AS (Treasury) 10?tahun meningkat dari 4,36 persen menjadi 4,41 persen karena investor melepas obligasi sebagai reaksi atas potensi inflasi dari lonjakan harga minyak.

Kenaikan imbal hasil Treasury meningkatkan biaya pinjaman, memberi tekanan tambahan pada saham dan memicu kekhawatiran inflasi.

Namun, sentimen konsumen AS mulai membaik menurut survei University of Michigan, setelah kebijakan tarif Presiden Donald Trump dipercepat relaksasinya .

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *