Jakarta – Mengobati rindu jemaah haji terhadap sajian Nusantara, lapak kuliner Indonesia digelar di sejumlah hotel di Makkah, Arab Saudi. Dengan begitu, mereka bisa menyantap berbagai hidangan, seperti soto, bakso, bahkan gorengan.Melansir NU Online, Selasa (17/6/2025), ini merupakan hasil kemitraan para pengusaha kuliner dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Limited sebagai penyedia lapak. Di antara sejumlah tenant, ada Warung Soto Boyolali yang buka di hotel nomor 502 Makkah.Selain soto, warung ini juga menyediakan berbagai macam gorengan sebagai pelengkap. Meja dan kursi makan pun disediakan agar para jemaah haji bisa menyantapnya dengan nyaman.”Program ini bagus banget. Jemaah juga bahagia, apalagi (yang dijual) masakan-masakan Indonesia, yang ke sini UMKM-UMKM Indonesia, cita rasa Indonesia itu membuat bahagia jamaah,” ujar Hesti Noviyasari, pengusaha soto boyolali yang membuka lapak dagangannya di Makkah selama musim Haji 2025. Menurut Hesti, warung kuliner Nusantara berada di restoran yang kondisinya sudah proper. Ia bercerita, usaha jualan sotonya di Makkah melalui proses terbuka dan profesional dengan BPKH, menyebut bahwa siapa saja bisa memanfaatkan peluang ini setiap musim haji.”BPKH open kok, di Instagram-nya juga open, hotel-hotel ini kan sudah dikelola. Jadi, open bagi siapa saja yang ingin jualan,” kata Hesti. Selain menyediakan lapak, sebut dia, BPKH Limited juga membantu memfasilitasi visa dan penyedia sumber daya manusia (SDM).Terlepas dari itu, penyediaan makanan haji 2025 dari Kementerian Agama (Kemenag) menuai pujian setelah selalu jadi sorotan dari tahun ke tahun. Salah seorang jemaah asal Pekanbaru, Riau, Nova Liza (28) dari embarkasi Batam Kloter 3 mengungkap kesannya melalui unggahan di TikTok @growthwithliza.Menu yang dihidangkan tampak beragam, mulai dari nasi putih, tumisan jamur, sampai daging. Ada pula variasi menu nasi kuning, sayur kacang polong dan wortel, serta daging cincang.Pada Lifestyle Nova bercerita, 5 Juni 2025, “Pelayanan makanan selama jemaah BTH 3 melaksanakan ibadah haji sangat baik, sangat jarang makanan datang terlambat, baik di Madinah maupun Mekkah, dalam segi distribusi sudah bagus.””Seringnya makan pagi sudah datang pukul 7, makan siang pukul 11─12, makan malam pukul 5─6 sore. Biasanya distribusi makanan dibagi per regu dan dilakukan piket untuk pendistribusiannya ke masing-masing jemaah,” sambung Nova.Saat ditanya apakah komposisi makanan tersebut sudah menerapkan gizi seimbang, ia menjawab, ada sumber karbohidrat dan protein yang menunya selalu dirotasi, sementara sayur kurang bervariasi karena lebih sering berupa tumisan. Jemaah juga mendapat asupan buah, seperti kurma, pir, apel, danjeruk.Buah-buahan, kata dia, diberikan hanya saat makan siang dan malam. “Rotasi menu sudah oke, appreciate untuk pemerintah Indonesia yang memikirkan bagaimana cara agar jemaah tidak bosan dan menyesuaikan dengan lidah Indonesia,” katanya. Sementara itu, Pemerintah Arab Saudi mempercayakan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) untuk mengawasi keamanan makanan dan minuman yang dikonsumsi jemaah haji Indonesia selama berada di Tanah Suci.Penunjukan ini menandai kerja sama strategis antara Indonesia dan Arab Saudi demi menjamin kelayakan konsumsi bagi lebih dari 240 ribu jemaah. “Kami sangat menghargai komitmen Saudi Food and Drug Authority (SFDA) dalam menjaga kualitas konsumsi jemaah,” kata Kepala BPOM, Taruna Ikrar, seperti dikutip kanal Health dari laman BPOM, 5 Juni 2025.Menurut data Kementerian Agama (Kemenag), sekitar 63 sampai 67 persen jemaah haji Indonesia tahun ini merupakan kelompok usia lanjut dengan riwayat penyakit kronis. Kondisi ini membuat pengawasan keamanan pangan jadi aspek krusial dalam pelayanan haji.”Pangan yang dikonsumsi harus memenuhi standar keamanan dan gizi, terutama bagi kelompok rentan, seperti lansia. BPOM akan memastikan bahwa makanan siap saji dan makanan kemasan yang disediakan layak konsumsi,” klaim Taruna.
Haji 2025, Ada Lapak Kuliner Indonesia di Makkah

Tag:Breaking News