SEMARANG, Penanganan siswa nakal dengan mengirim ke barak militer yang digagas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menimbulkan pro kontra. Termasuk antara Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pamestuti.
Saat gagasan Dedi Mulyadi pertama kali muncul, Ahmad Luthfi dengan tegas menolaknya. Dia bahkan menyebut kebijakan tersebut ngarang, tidak sesuai aturan.
Sementara Wali Kota Semarang Agustina justru tertarik dengan gagasan tersebut. Dalam wawancara Senin (19/5/2025), Agustina berencana mengirim tim ke Jawa Barat untuk melihat langsung bagaimana implementasinya di lapangan.
Baca juga: Dedi Mulyadi Menangis Saat Pulangkan 273 Pelajar dari Barak Militer: Banyak yang Meragukan
Gubernur Ahmad Luthfi menyatakan bahwa penanganan siswa bermasalah sebaiknya tetap mengikuti aturan hukum yang ada.
Ia menegaskan tidak akan mengikuti langkah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menggagas pengiriman siswa nakal ke barak militer.
“Kalau anak di bawah umur, kita kembalikan ke orangtuanya. Kalau anak-anak sudah di atas umur, melakukan tindak pidananya, kita sidik tuntas terkait dengan tindak pidananya,” ujar Luthfi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Menurut Luthfi, aturan untuk menindak siswa nakal sudah jelas, sehingga dirinya tidak perlu ngarang-ngarang seperti Dedi Mulyadi.
“Kan begitu. Ada aturan hukumnya, kenapa harus ngarang-ngarang gitu. Enggak usah,” ucapnya.
“Sesuai ketentuan saja. Kalau di bawah umur, masih ada kewenangan. Kalau di sekolah masih ada, namanya guru, kembalikan orang tuanya,” sambung Luthfi.
Baca juga: Gubernur Jateng soal Dedi Mulyadi Bawa Siswa ke Barak Militer: Kenapa Harus Ngarang? Ada Aturan Hukum
Berbeda dengan Gubernur Jateng, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti justru mengaku tengah mempertimbangkan model rehabilitasi sosial berupa pengiriman remaja bermasalah ke barak militer, seperti yang diterapkan di Jawa Barat.
“Saya hanya membacanya dari media dan itu menurut saya bukan hal yang bisa diikuti secara langsung begitu. Saya harus pelajari dulu,” ujar Agustina di Balai Kota Semarang, Senin (19/5/2025).
Agustina menilai penting untuk melakukan kajian lapangan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Ia berencana mengirimkan tim ke Jawa Barat guna melihat langsung implementasi program tersebut.
“Nanti akan kami kirim teman-teman untuk bisa belajar Jawa Barat apa yang dilakukan,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa penerapan program seperti ini harus disesuaikan dengan situasi, sumber daya manusia (SDM), serta anggaran yang dimiliki Pemerintah Kota Semarang.
“Kalau misalnya itu tepat di Kota Semarang yang kita lakukan, apakah SDM-nya memenuhi, anggarannya memenuhi, situasinya memenuhi? Itu yang akan kami lakukan,” sambung Agustina.
Baca juga: Wali Kota Semarang Kaji Model Barak Militer untuk Remaja Nakal, Tiru Jabar