Grab menyebutkan sebanyak 50% mitra pengemudi ojol merupakan korban PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja, tidak memiliki pekerjaan atau tanpa sumber penghasilan sama sekali, merujuk pada riset ITB pada 2023.Oleh karena itu, Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menyebut aplikasi berbagi tumpangan alias ride hailing bisa menjadi bantalan sosial di tengah tren PHK.”Setelah bergabung dengan Grab penghasilannya jadi dua kali lipat,” kata Neneng dalam konferensi pers di Gedung Smesco, Jakarta, Selasa (17/6).Grab pun merekrut 1.000 mitra pengemudi ojol, taksi online, dan pedagang alias merchant hari ini (17/6). Mayoritas yang direkrut pada hari ini adalah pengemudi ojek online.”Sebanyak 700 pengemudi ojol, 200 driver taksi online, dan 100 merchant yang direkrut hari ini,” kata Neneng.Sebelumnya Neneng menyebutkan ada 3,6 juta mitra pengemudi ojol dan taksi online di Grab. Namun ia tidak memerinci porsi keduanya.Ia juga mengungkapkan potensi pendapatan yang bisa diperoleh mitra pengemudi ojol selama April di Bali dan Makassar, sebagai berikut:Sementara itu, rerata penghasilan mitra pengemudi taksi online sebagai berikut:Ia juga menyebutkan Grab membuka peluang kerja terhadap lebih dari 4,6 juta orang lewat digitalisasi UMKM selama 2018 – 2024). Satu dari lima mitra merchant merupakan Generasi Z, yang memulai bisnis pertama mereka melalui Grab.
Grab Sebut 50% Mitra Pengemudi Ojol Korban PHK dan Pengangguran

Tag:Breaking News