Home / Teknologi / Google Cloud Indonesia Bidik Kontribusi Ekonomi Rp 1.400 Triliun dalam 5 Tahun

Google Cloud Indonesia Bidik Kontribusi Ekonomi Rp 1.400 Triliun dalam 5 Tahun

Google Cloud Indonesia membidik kontribusi ekonomi sebesar Rp 1.400 triliun dalam lima tahun ke depan. Google Cloud juga menargetkan penciptaan lapangan kerja sebanyak 240 ribu per tahun.”Selama lima tahun beroperasi di Indonesia, kontribusi ekonomi Google Cloud Indonesia mencapai Rp 900 triliun dan kami support lapangan kerja 92 ribu per tahun. Kami akan kontribusikan Rp 1.400 triliun dan 240 ribu lapangan kerja per tahun dalam lima tahun ke depan,” kata Fanly Tanto, Country Director for Google Cloud Indonesia, usai Google Cloud Summit Indonesia 2025, di Jakarta, Kamis (22/5).Menurut Fanly, Google Cloud menyiapkan lima program untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045 dan strategi nasional AI Indonesia.Yang pertama, Google Cloud Indonesia mengembangkan kapasitas komputasi Jakarta Cloud Region untuk memenuhi permintaan terhadap AI dan analisis cloud. Infrastruktur cloud data center di Jakarta telah dilengkapi dengan cip dan peranti lunak generasi terbaru yang canggih.Kedua, Google Cloud juga berinvestasi pada startup-startup lokal. Fanly menyebut lebih dari 25% startup yang mengikuti program Startups Accelerator Google di regional Asia Tenggara berasal dari Indonesia.”Sebanyak 57 startup dari Indonesia yang lulus dari program akselerator saat ini menjadi pemain kunci dalam ekonomi digital di Indonesia,” ujar Fanly. Ia juga menyebutkan 70% dari unicorn di Indonesia menggunakan layanan Google Cloud. Unicorn adalah startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar (Rp 16,3 triliun). Ia optimistis, pada 2030 startup dan perusahaan-perusahaan kecil yang menggunakan layanan artificial intelligence (AI) di Google Cloud akan menghasilkan manfaat ekonomi senilai Rp 990 triliun pada 2030.Google Cloud bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) hari ini meluncurkan Southeast Asia: Indonesia AI-Focused Program. Dalam program yang akan berlangsung pada September hingga November 2025 ini akan dibina 20 startup.Masing-masing startup akan mendapatkan Google Cloud Credits senilai hingga US$ 350.000 (Rp 5,72 miliar, kurs Rp 16.330/US$). Mereka juga akan mendapatkan dukungan teknis dan akses terhadap teknologi AI Google Cloud.”Mereka juga akan mendapatkan mentorship dari Google dan para ahli di industri teknologi. Kami nanti juga akan menghubungkan mereka dengan calon investor potensial dan jaringan mitra bisnis kami,” tutur Fanly.Ketiga, Google Cloud Indonesia meluncurkan Indonesia BERDaiA yang merupakan ekosistem lintas industri. Program ini bertujuan membantu organisasi membangun dan meluncurkan solusi AI khusus yang terukur dan memiliki nilai di Indonesia.Ada 15 perusahaan yang bergabung dalam ekosistem ini, antara lain Semen Indonesia Group (SIG), Injourney, Universitas Brawijaya, Sarana AI, BNI, Indosat, Paragoncorp, BCA, BRI, hingga Fore Coffee.”Program Indonesia BERDaiA ini untuk membangun AI use cases, bagaimana supaya AI use cases ini bisa digunakan di semua industri. Kita prioritaskan kemudian kita implementasikan secara bertanggung jawab sehingga pada akhirnya sumber daya manusia harus tetap teredukasi dengan program-program AI ini,” kata Fanly.Keempat, program JuaraGCP yang merupakan program belajar mandiri Google Cloud secara online yang dirancang khusus untuk para developer di Indonesia. Program yang sudah memasuki musim kesebelas ini telah menyelesaikan 672 ribu pelatihan sejak 2019.”Kami menargetkan bisa mencapai 800 ribu hands-on training labs pada akhir 2026,” ujar Fanly.Kelima, Google Cloud Indonesia berkolaborasi dengan tiga seniman Indonesia untuk menghasilkan mural dengan bantuan AI. Mural-mural tersebut dipasang di beberapa lokasi, antara lain di Sudirman Central Business District (SCBD), Bundaran HI, dan Lingkar Mega Kuningan.Anindio Daneswara, SVP dan Group Head ICT Semen Indonesia Group (SIG), mengatakan SIG menjalin kerja sama strategis dengan Google Cloud Indonesia untuk mempercepat peningkatan talenta digital yang ada di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).”Kami diberi tugas oleh Kementerian BUMN dan Danantara untuk menyediakan 20% dari karyawan adalah talenta digital,” ujar Daneswara.Menurutnya, AI bukan hanya teknologi yang menjadi pendukung operasional perusahaan yang bergerak di bidang solusi bahan bangunan itu. “Seluruh karyawan harus bisa berinteraksi dengan AI driven mindset. Kami melakukan itu lewat Google Workspace untuk mendekatkan teknologi AI kepada karyawan,” kata Daneswara.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *