SIKKA, Di tengah era digital, warga Dusun Ogolidi, Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, masih hidup dalam gelap.
Ketiadaan jaringan listrik memaksa mereka bergantung pada lampu minyak tanah untuk penerangan, menyisakan duka bagi kehidupan sehari-hari, terutama para pelajar.
Ignasius Delvanus Renol, seorang siswa, menceritakan pilunya belajar di bawah cahaya redup lampu minyak.
“Kalau tidak membungkuk, kami tidak bisa membaca dengan jelas,” ujar Ignasius, Jumat (23/5/2025).
Postur tak nyaman ini bukan satu-satunya masalah. Asap dari lampu minyak kerap membuat matanya perih dan hidungnya tersumbat, mengancam kesehatan jangka panjang.
Baca juga: SD Teriolasi Memprihatinkan di Nias, Tanpa Listrik dan Guru yang Cukup
Bukan hanya soal penerangan, akses informasi pun terhambat. Untuk mengisi daya ponsel guna mengerjakan tugas sekolah, warga harus berjalan tiga kilometer ke kampung tetangga.
“Kami mau cari informasi dari handphone dan isi daya harus ke kampung sebelah jaraknya sekitar tiga kilometer,” keluh Ignasius.
Laurensius Rensus, warga Dusun Ogolidi, mengungkapkan keprihatinan yang lebih dalam. Menurut dia, listrik tak kunjung hadir sejak dusun ini berdiri, meski kebutuhan akan listrik kian mendesak.
“Bagaimana anak-anak kami mau pintar, kalau belajar malam masih pakai lampu minyak tanah? Kalau kondisi seperti ini terus, anak bisa terserang penyakit sesak napas,” ungkap dia.
Ia juga menyesali ketiadaan akses ke informasi dan hiburan, seperti televisi, karena malam hari dusun mereka gelap gulita.
“Kami juga ingin merdeka seperti warga kampung lain yang sudah menikmati listrik,” ucap dia dengan nada penuh harap.
Baca juga: Nasib Keluarga Miskin di Brebes, Hidup di Tengah Kota Tanpa Listrik dan Air Bersih
Camat Talibura, Lazerus Gunter mengakui, Dusun Ogolidi bukan satu-satunya wilayah yang terisolasi dari listrik. Dari 20 desa di Kecamatan Talibura, beberapa masih belum teraliri listrik.
“Mereka sudah kirim proposal ke pemerintah kabupaten dan PLN. Bahkan, warga siap berpartisipasi dan membantu pemasangan listrik di desanya,” ujar Lazerus.
Meski demikian, usaha tersebut belum membuahkan hasil.Lazerus berjanji Pemerintah kecamatan akan terus berkoordinasi dengan PLN untuk memperluas jaringan listrik.
“Kita akan koordinasi dengan PLN untuk memperluas jaringan listrik ke desa-desa yang belum teraliri listrik,” tegas dia.
Harapannya sederhana, hidup terang seperti warga lain, demi masa depan anak-anak dan kesejahteraan bersama.
Akankah cahaya listrik segera menyapa dusun ini?