Home / SAINS / Fenomena Aneh di Panama: Monyet Capuchin Menculik Bayi Monyet Howler

Fenomena Aneh di Panama: Monyet Capuchin Menculik Bayi Monyet Howler

Di tengah hutan liar Pulau Jicarón, lepas pantai Panama, sebuah fenomena ganjil dan mengejutkan terungkap melalui kamera-kamera pengamat: monyet-monyet capuchin (Cebus imitator) menculik bayi monyet howler (Alouatta palliata coibensis), membawanya di punggung seperti barang mainan hidup. Perilaku ini tidak hanya langka, tapi juga mematikan—empat bayi howler dipastikan tewas sejak 2022 akibat peristiwa ini.

Perilaku aneh ini pertama kali terpantau pada Januari 2022. Seekor jantan muda capuchin terlihat membawa bayi howler di punggungnya. Monyet itu kemudian dinamai “Joker” oleh para peneliti, karena memiliki bekas luka di mulutnya yang mengingatkan pada tokoh antagonis dari film Batman.

Dalam beberapa bulan berikutnya, Joker terekam membawa empat bayi howler berbeda. Dalam salah satu kasus, ia membawa bayi tersebut selama sembilan hari. Yang lebih mengejutkan, perilaku ini menyebar ke anggota jantan muda lainnya dalam kelompok: pada September di tahun yang sama, empat capuchin jantan lain mulai melakukan hal serupa. Total ada 11 insiden “penculikan bayi howler” yang terdokumentasi.

“Laju kemunculan bayi ini menunjukkan mereka tidak sekadar menemukannya di tanah atau setelah ditinggal mati. Mereka memang mengambilnya,” jelas Zoë Goldsborough, ahli ekologi perilaku dari Max Planck Institute of Animal Behavior, Jerman.

Baca juga: Apa Perbedaan Monyet dengan Kera?

Walaupun penculikan tidak tertangkap kamera secara langsung, para peneliti menduga kuat bahwa para capuchin menculik bayi howler dari induknya di pepohonan. Menurut Goldsborough, “Kemungkinan besar penculikan terjadi di pohon-pohon.”

Katherine MacKinnon, antropolog biologi dari Saint Louis University, yang tidak terlibat dalam studi ini, menyetujui istilah “penculikan”. Ia menjelaskan bahwa meskipun monyet howler secara ukuran lebih besar dari capuchin, mereka lebih lamban. “Saya pernah menyaksikan mereka bertarung, dan pergerakan howler seperti slow motion, sementara capuchin seperti dipercepat 45 kali lipat. Howler bisa melawan, tapi capuchin jauh lebih cekatan,” ujarnya.

Baca juga: Berapa Banyak Spesies Monyet yang Ada di Dunia?

Bayi-bayi howler yang diculik tampak sehat saat awal dibawa. Namun karena mereka sangat muda—beberapa bahkan baru lahir satu atau dua hari—mereka sangat bergantung pada susu induknya. Tanpa asupan nutrisi, kesehatan mereka memburuk dalam beberapa hari.

“Kami telah mengonfirmasi empat kematian. Untuk sisanya, tidak diketahui. Tapi bagi yang sangat muda, kemungkinan bertahan hidup sangat kecil,” jelas Brendan Barrett, rekan peneliti dari Max Planck Institute.

Yang lebih memilukan, beberapa bayi yang sudah meninggal masih dibawa selama satu atau dua hari oleh capuchin. Dalam dua kejadian, capuchin jantan terlihat memeluk bayi dengan penuh kasih. Namun umumnya, mereka hanya membawa bayi dengan sikap netral. Jika bayi mencoba menyusu, capuchin akan menggigit atau mendorong mereka pergi.

“Kami kadang melihat mereka menunjukkan kasih sayang atau perilaku afiliasi terhadap bayi howler,” kata Barrett. “Ini seperti anak kecil yang punya toples berisi kunang-kunang—menarik bagi si anak, tapi bukan situasi yang baik bagi kunang-kunangnya.”

Baca juga: Apakah Monyet di Alam Liar Juga Makan Pisang?

Meski ada laporan anekdotal tentang capuchin betina yang pernah mengadopsi bayi dari spesies lain, atau jantan muda yang bermain dengan bayi, para peneliti tidak percaya bahwa ini bentuk kasih sayang.

Susan Perry, antropolog evolusioner dari UCLA yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa perilaku ini bisa jadi hanya bentuk rasa ingin tahu. “Capuchin memang terkenal suka iseng dan mengusik makhluk lain. Saya kira mereka tidak bermaksud menyakiti bayi-bayi ini, tapi mereka juga tidak paham bahwa bayi howler butuh menyusu,” jelasnya.

Barrett menambahkan, di Pulau Jicarón para capuchin tidak memiliki predator dan sangat sedikit kompetitor. “Mereka cerdas, tidak punya musuh alami, dan banyak waktu luang. Jadi bisa menciptakan inovasi sosial—termasuk yang destruktif.”

Baca juga: 7 Fakta Monyet, Salah Satunya Tak Suka Berjalan di Tanah

MacKinnon menjelaskan bahwa perilaku sosial di antara primata bisa menyebar hanya karena satu individu memulainya. Ia menyebut contoh terkenal dari kera Jepang (Macaca fuscata) yang mencuci ubi di laut, sebuah kebiasaan yang dimulai oleh satu betina dan kemudian menyebar ke kelompoknya.

Susan Perry menambahkan, perilaku menculik bayi juga bisa terkait dengan cara capuchin jantan muda menjalin ikatan. Mereka sering membawa bayi capuchin lain (yang tidak memiliki hubungan darah) sebagai bagian dari kegiatan sosial. Karena itu, mereka mungkin “sudah terbiasa menculik bayi.”

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *