PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) mengungkap keterkaitannya dengan emiten minyak dan gas bumi milik suami Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani, Happy Hapsoro, yakni PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU). Hal itu diungkap manajemen seiring dengan publikasi rencana pelepasan saham perdana atau initial public offering. Merujuk dokumen IPO, anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) itu mengumumkan memiliki sejumlah portofolio investasi yang tersebar dalam beberapa bidang. Salah satu pundi investasi adalah dengan menguasai saham RATU hingga 4,99%. Investasi Chandra Daya di saham RATU tercatat sebagai aset keuangan lainnya atas investasi atau senilai US$ 9.640.098 sekitar Rp 157,97 miliar pada 2024. Sedangkan kepemilikan pada 2023 nihil. Per 31 Desember 2024, total aset lancar lainnya Chandra Daya Investasi tercatat sebesar US$ 26,07 juta. Jumlah ini naik dibandingkan tahun sebelumnya US$ 17,57 juta pada 2023. Kenaikan terbesar berasal dari aset keuangan lainnya yang mencapai US$ 24,98 juta, naik dari US$ 17,07 juta pada 2023. Selain itu, pos uang muka juga tumbuh dari US$ 226,66 ribu menjadi US$ 848,41 ribu. Sementara itu, biaya dibayar di muka turun dari US$ 271,80 ribu menjadi US$ 243,05 ribu. Perusahaan juga melaporkan menggenggam saham Nippon Shokubai Co., Ltd. senilai US$ 6,21 juta dengan porsi kepemilikan sebesar 0,33%. Jumlah ini naik dari US$3,83 juta dan kepemilikan 0,1% pada tahun sebelumnya. Kemudian Chandra Daya juga mencatatkan investasi baru di Keppel Infrastructure Trust senilai US$ 9,12 juta atau 0,45% kepemilikan. Sementara pada 2023 tidak tercatat investasi di entitas tersebut.Sebaliknya, perusahaan melepas seluruh kepemilikannya di Bayfront Infrastructure Management Pte. Ltd., pada 2023 tercatat sebesar US$ 10 juta atau setara 24,92% kepemilikan. Seluruh investasi ini dikategorikan sebagai aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL). Chandra Daya juga tidak lagi mencatatkan deposito berjangka jatuh tempo lebih dari tiga bulan dari tanggal perolehan. Padahal pada tahun buku 2023 pos ini tercatat sebesar US$3,23 juta dengan tingkat bunga 6,75%.Hingga 31 Desember 2024, CDI Group membukukan pendapatan sebesar US$ 102,25 juta. Pendapatan ini ditopang oleh beberapa segmen utama, yakni penjualan listrik dan jasa kelistrikan sebesar US$ 80,44 juta, penjualan bahan bakar sebesar US$ 11,42 juta, serta pendapatan baru dari sewa kapal sebesar US$ 5,62 juta. Kontribusi juga datang dari sewa tangki dan dermaga yang mencatatkan pendapatan sebesar US$ 4,77 juta. Adapun laba bersih perseroan dan entitas anak naik sebesar US$ 30,80 juta dari US$ 1,89 juta pada 2023 menjadi US$ 32,69 juta pada 2024.Total penghasilan komprehensif hingga kuartal pertama 2025 tercatat sebesar US$ 30,71 juta, dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 32,51 juta. Sumber: Laporan keuangan CDICDIA akan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juli 2025. Dari aksi korporasi ini, bayi dari gurita bisnis konglomerat Prajogo Pangestu ini akan meraup dana segar hingga Rp 2,37 triliun. Berdasarkan prospektus IPO, emiten orang terkaya di Indonesia itu akan melepas sebanyak-banyak 12,48 miliar saham bernominal Rp 100. Jumlah ini setara dengan 10% dari total saham yang ditempatkan dan disetor oleh perseroan. Lewat IPO, CDIA menawarkan saham dengan harga antara Rp 170-Rp 190 per lembar saham. Dalam IPO, CDIA akan menunjuk enam perusahaan sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Joint Lead Underwriters. Enam penjamin emisi yang telah ditetapkan perusahaan adalah PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Henan Putihrai Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Adapun kedua sekuritas yang dipakai CDIA dalam IPO ini sebelumnya juga pernah menjadi perusahaan penjamin efek dalam IPO entitas Barito Group yang terafiliasi dengan TPIA. Henan Putihrai menjadi perusahaan penjamin efek yang mengantarkan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) IPO pada Maret 2024 lalu. Saham CUAN kini sudah terbang 4.233% ke level Rp 11.875 sejak IPO. Saat IPO emiten afiliasi Prajogo Pangestu ini menetapkan harga di Rp 220 dan meraup dana segar Rp 371,8 miliar.Adapun Chandra Daya Investasi adalah entitas khusus yang fokus pada investasi infrastruktur di sektor energi, air, dan pelabuhan. Melalui anak usaha PT Krakatau Chandra Energi (KCE) yang diakuisisi dari PT Krakatau Sarana Infrastruktur anak usaha PT Krakatau Steel Tbk pada 2023, CDIA mengelola berbagai operasional energi milik Chandra Asri Group.
Fakta IPO: Chandra Daya (CDIA) Kuasai 4,99% Saham RATU, Apa Saja Investasinya?

Tag:Breaking News