Jakarta Sistem pertahanan udara unggulan milik Israel, Iron Dome atau yang dikenal sebagai Kubah Besi, tengah menjadi sorotan tajam usai sejumlah rudal Iran berhasil menembus lapisan perlindungannya.Kejadian ini memicu kekhawatiran atas efektivitas sistem yang selama ini dianggap sebagai benteng utama Israel terhadap serangan udara.Akibat kegagalan ini, sejumlah wilayah di Israel mengalami kerusakan parah. Menurut laporan hingga Kamis (19/6), setidaknya 24 warga Israel dilaporkan tewas akibat serangan tersebut.Dilansir dari CNBC pada Sabtu (21/6), Iron Dome tetap dianggap sebagai elemen vital dalam arsenal pertahanan Israel. Sistem ini telah aktif sejak 2011, dengan misi utama melindungi warga dari ancaman roket dan serangan udara.Berikut sejumlah informasi penting tentang sistem pertahanan Iron Dome:Iron Dome berfungsi dengan bantuan radar canggih yang mampu mendeteksi dan melacak jalur proyektil yang masuk. Sistem ini kemudian menganalisis apakah roket tersebut akan menghantam area yang dianggap penting—seperti pusat kota atau instalasi strategis.Jika dinilai membahayakan, sistem akan secara otomatis meluncurkan rudal Tamir untuk mencegat proyektil tersebut di udara. Namun, sistem ini tidak akan merespons serangan yang diprediksi akan jatuh di area kosong atau tidak menimbulkan ancaman.Iron Dome pertama kali digunakan pada tahun 2011. Sejak saat itu, sistem ini terus mengalami pengembangan dan pembaruan teknologi untuk meningkatkan efektivitasnya.Kementerian Pertahanan Israel menyatakan bahwa sistem ini telah berhasil mencegah ribuan serangan udara yang berpotensi mematikan terhadap kawasan permukiman. Menurut data dari Congressional Research Service pada tahun 2023, Iron Dome merupakan hasil kerja sama erat antara Israel dan Amerika Serikat. Meski operasionalnya dijalankan oleh perusahaan Israel, Rafael Advanced Defense Systems, pengembangan dan pendanaan awalnya disokong penuh oleh pemerintah AS.Pusat Kajian Strategis Internasional (CSIS) memperkirakan bahwa satu unit sistem Iron Dome dapat menghabiskan dana lebih dari 100 juta dolar AS, atau sekitar Rp1,6 triliun.Diperkirakan terdapat sekitar 10 unit yang saat ini aktif di berbagai penjuru Israel. Masing-masing mencakup tiga hingga empat peluncur, dengan setiap peluncur mampu menampung hingga 20 rudal pencegat Tamir. Efektivitas Iron Dome mulai dipertanyakan seiring meningkatnya serangan dari berbagai front. Sejak konflik antara Israel dan Palestina kembali memanas, kelompok Hizbullah di Lebanon serta Hamas dari Gaza melancarkan serangan-serangan udara ke wilayah Israel sebagai bentuk perlawanan.Serangan besar-besaran dari Iran juga menjadi bukti nyata bagaimana sistem ini mulai kewalahan. Iran mengklaim bahwa sekitar 90% rudal yang mereka luncurkan mampu mengenai sasaran, termasuk pangkalan militer dan infrastruktur penting milik Israel.Beberapa proyektil bahkan berhasil mendekati pusat komando militer Israel, termasuk markas Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Kementerian Pertahanan.Tingginya volume serangan, ditambah dengan pemanfaatan teknologi canggih seperti drone, rudal jelajah, serta peluncuran simultan dalam jumlah besar, dinilai menjadi penyebab utama kenapa sistem Iron Dome tidak mampu bertahan secara optimal. Reporter: SulaemanSumber: Merdeka.com
Fakta-Fakta Iron Dome Israel: Kubah Besi Dibuat Tak Berdaya Rudal Iran

Tag:Breaking News