Home / Bisnis / Elon Musk Akui Menyesal Kritik Trump

Elon Musk Akui Menyesal Kritik Trump

Jakarta – Elon Musk mengaku menyesal atas sejumlah unggahan di media sosial yang menyerang Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Dalam beberapa hari terakhir, keduanya terlibat perang kata-kata secara terbuka di media sosial.“Mereka (unggahan-unggahan itu) terlalu berlebihan,” tulis Musk di platform X miliknya, dikutip dari BBC, Kamis (12/6/2025).Perselisihan bermula setelah Musk mundur dari posisinya di Gedung Putih dan menyebut rancangan anggaran pajak Trump sebagai “kekejian yang menjijikkan.”Pernyataan Musk muncul tak lama setelah Trump, dalam wawancara dengan New York Post, mengatakan ia “sedikit kecewa” dengan pernyataan Musk, namun mengaku tak menyimpan dendam.“Saya pikir dia (Musk) merasa sangat menyesal telah mengucapkan itu,” ujar Trump.Rancangan anggaran yang dimaksud mencakup pemotongan pajak besar-besaran dan peningkatan belanja pertahanan. RUU ini telah disetujui DPR dan sedang dibahas di Senat. Musk menilai RUU tersebut bisa menyebabkan resesi pada paruh kedua 2025, dan mendesak warga AS agar meminta wakil mereka di Kongres membatalkannya. Selain soal anggaran, Musk juga menuding—tanpa bukti—bahwa nama Trump disebut dalam dokumen pemerintah yang belum dipublikasikan terkait kasus mendiang pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein. Tuduhan ini dibantah oleh Gedung Putih.Trump pun membalas dengan menyebut Musk telah “kehilangan akal sehat” dan mengancam akan membatalkan kontrak-kontrak pemerintah dengan perusahaan milik Musk. Nilai kontrak tersebut diperkirakan mencapai USD 38 miliar (sekitar Rp 619 triliun), sebagian besar untuk SpaceX.“Saya kira itu sangat buruk karena dia sangat tidak sopan. Anda tidak bisa bersikap tidak hormat terhadap jabatan Presiden,” kata Trump dalam wawancara dengan NBC, Minggu lalu.Musk kemudian menghapus sejumlah unggahan, termasuk satu yang menyerukan pemakzulan Trump. Padahal, ia sebelumnya dikenal sebagai salah satu donor terbesar kampanye presiden Trump pada Pilpres 2024 dan dianggap sebagai tangan kanan sang presiden.Ketegangan ini bahkan mendorong mantan penasihat Trump, Steve Bannon, menyerukan agar Musk—yang lahir di Afrika Selatan—dideportasi. Wakil Presiden JD Vance mengatakan bahwa meski Trump sempat kecewa, ia tidak menginginkan konflik jangka panjang dengan Musk. Vance juga menyebut telah berbicara dengan keduanya mengenai dukungan para miliarder terhadap pemerintahan saat ini.Mayoritas anggota Partai Republik berharap keduanya segera berdamai, sementara Partai Demokrat hanya menyaksikan konflik itu dari kejauhan.Perseteruan ini terjadi tak lama setelah Musk mundur dari gugus tugas Departemen Efisiensi Pemerintah (Doge) yang ia pimpin.Gugus tugas itu sebelumnya berjanji memangkas anggaran federal hingga triliunan dolar, tetapi setelah 129 hari menjabat, hasil pemotongannya dinilai masih minim. Meski begitu, sejumlah staf Doge yang direkrut Musk tetap bertugas di berbagai lembaga pemerintahan.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *