Jakarta – Dalam dunia teknologi yang bergerak cepat dan berkembang pesat, inovasi sering kali diartikan sebagai kecepatan meluncurkan produk, memanfaatkan tren baru, atau sekadar tampil berbeda.Namun, Apple menawarkan sudut pandang lain lebih dalam, yakni inovasi bermakna, dengan hati.Worldwide Developer Conference (WWDC) 2025 menunjukkan bagaimana inovasi sejati tidak hanya datang dari kecanggihan teknologi, tetapi juga dari budaya perusahaan, nilai internal, dan keberanian untuk bertanya “Apakah produk ini membawa kebaikan nyata?”.Di sela-sela ajang WWDC25, Greg “Joz” Joswiak, Senior VP of Worldwide Marketing Apple menyampaikan bagaimana orang-orang di Apple didorong untuk terus menciptakan ide-ide baru dan membawa hal-hal segar.Dan itu bukan sesuatu dipaksa; melainkan bagian dari budaya perusahaan lahir dari kepemimpinan konsisten, dan terasa di seluruh organisasi. Budaya di Apple diketahui mengedepankan keunggulan, kolaborasi, dan keberanian untuk mempertanyakan arah. Hal ini dapat diartikan, inovator sejati tidak hanya sibuk dengan tugas teknis, tetapi juga memastikan tujuan akhirnya benar dan berdampak.Raksasa teknologi berbasis di Cupertino itu juga mengintegrasikan nilai ke dalam produk mereka. Setiap peluncuran produk, material daur ulang seperti titanium, kobalt, dan lainnya bukan lagi catatan kaki, tetapi bagian dari narasi desain.Nilai-nilai ini bisa menjadi pelajaran penting bagi para developer di mana pun, termasuk di Indonesia.“Ketika Anda membangun sesuatu, jangan hanya fokus pada apa yang terlihat di permukaan. Bangun dengan keyakinan, dengan prinsip, dan dengan budaya yang kuat di baliknya. Itu yang akan membuat produk Anda bertahan lama,” kata Joz.Developer Indonesia bisa mulai dengan bertanya: Apakah aplikasiku menyelesaikan masalah nyata? Apakah produk ini bisa diakses semua orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan?Sebab, inovasi bukan hanya tentang orang jenius tunggal semata. Akan tetapi, budaya yang mendukung semua orang untuk bersuara.Dalam internal Apple, tidak ada hierarki membatasi penyampaian ide. Semua dipersilakan untuk berpikir “gila”, dan sistem dibangun agar ide terbaik bisa terealisasi. Seperti filosofi mereka, Apple tidak mengejar inovasi produk untuk mendorong penjualan, tapi untuk menciptakan produk tahan lama dan untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pengguna. merasakan hal ini lewat beberapa wawancara dan sesi dengan berbagai pihak dari Apple, dan itulah apa yang dimaksud dari inovasi dengan hati. Itu pula yang membuat Apple hingga saat ini tetap relevan meski dunia berubah dengan cepat.
Eksklusif WWDC25: Bikin Aplikasi Jangan Asal Tren, Ini Wejangan Apple untuk Developer di Indonesia

Tag:Breaking News