Head of Macro and Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 berpotensi meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,87% pada kuartal I 2025.“Kita lihat di kuartal II sebenarnya ada kemungkinan untuk pertumbuhan ekonomi naik. Kuartal II ini mungkin pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4,92%,” ujar Dian dalam Economic Outlook Bank Mandiri Q2 2025, Senin (19/5).Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II dapat terdorong oleh meningkatnya belanja pemerintah. “Karena kita lihat beberapa spending sudah di-unlock, dan ini bisa menopang pertumbuhan ekonomi ke depan,” kata Dian.BPS mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 terkontraksi 0,98% dibandingkan kuartal sebelumnya. Hampir seluruh komponen mengalami penurunan, dengan kontraksi terdalam terjadi pada belanja pemerintah.“Konsumsi pemerintah terkontraksi 1,38%,” ujar Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/5).Amalia menjelaskan, konsumsi pemerintah di kuartal I 2025 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh aktivitas belanja besar saat pemilu.“Tahun lalu ada pemilu. Tahun ini tidak ada. Itu salah satunya yang menyebabkan belanja pemerintah terkontraksi,” ujarnya.Dian memproyeksikan konsumsi rumah tangga akan tumbuh stabil seiring dimulainya proses normalisasi pasca Idulfitri 2025. Namun hal ini perlu ditopang oleh pelonggaran kebijakan, baik dari sisi moneter maupun fiskal.“Ini tentunya bisa menopang peningkatan pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2025,” ujarnya.Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai peluang akselerasi pertumbuhan ekonomi masih terbuka. Hal ini dapat dicapai melalui sinergi kebijakan fiskal dan moneter yang efektif dalam menjaga daya beli masyarakat dan mendorong investasi.“Hal ini dapat dilihat dari sektor pertanian yang menunjukkan kinerja impresif, didorong program intensifikasi seperti pompanisasi dan distribusi pupuk,” kata Andry.Ia juga menambahkan bahwa produktivitas diharapkan meningkat melalui langkah ekstensifikasi, termasuk pembukaan lahan baru secara terencana. Sektor-sektor yang berkaitan dengan mobilitas seperti transportasi, perhotelan, informasi dan komunikasi, serta hiburan, juga disebut terus menopang pertumbuhan.“Pergeseran gaya hidup menuju konsumsi berbasis pengalaman mendorong perputaran ekonomi di sektor jasa,” ujarnya.Andry menyebut harga komoditas yang masih relatif tinggi tetap memberikan kontribusi positif terhadap ekspor dan pendapatan perusahaan. Meski ada koreksi harga, margin keuntungan disebut masih berada dalam batas wajar sehingga mendukung stabilitas sektor eksternal.
Ekonomi RI Diprediksi Bangkit di Kuartal II 2025, Belanja Pemerintah Jadi Kunci

Tag:Breaking News