DEN HAAG, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte meraih kemenangan telak dalam pemilihan umum (pemilu) sela pada Senin (12/5/2025).
Hasil pemilu sela ini menyatakan bahwa Duterte terpilih kembali sebagai Wali Kota Davao dengan meraih lebih dari 660.000 suara.
Namun, kemenangan tersebut menghadirkan dilema besar karena Duterte saat ini sedang ditahan di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Baca juga: Meski Ditahan ICC, Duterte Menang Telak dalam Pilkada di Filipina
Duterte, yang kini berusia 80 tahun, dituduh menjalankan program melawan narkoba secara brutal saat menjabat sebagai presiden (2016–2022), yang menyebabkan ribuan kematian, termasuk warga sipil dan orang-orang tak bersalah.
Meski pernah membanggakan kebijakannya, ia menyangkal tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.
Namun, kemenangan telak di Kota Davao ini menunjukkan dukungan masyarakat yang masih kuat terhadapnya.
Kuasa hukum Duterte menyebut hasil pemilu tersebut sebagai bentuk penolakan rakyat atas upaya pemerintah nasional menghapus warisan politiknya.
Menurut hukum Filipina, pejabat terpilih wajib mengucap sumpah jabatan paling lambat 30 hari setelah 1 Juli.
Baca juga: Penangkapan Duterte: Drama Politik dan Angin Segar ICC
Dalam kondisi normal, sumpah jabatan dilakukan di dalam negeri. Namun, karena Duterte berada di luar negeri dan dalam tahanan, kemungkinan besar ia hanya bisa dilantik lewat panggilan video atau kuasa hukum, jika mendapat izin dari ICC.
Masalahnya, belum ada kepastian apakah ICC akan mengizinkan itu. Bahkan jika sumpah jabatan disahkan, Duterte tidak akan bisa menjalankan fungsi administratif sebagai wali kota, seperti menandatangani dokumen, memimpin rapat, atau menghadiri acara resmi.
Jika Duterte tak bisa dilantik, kursi wali kota berpotensi diberikan kepada pesaing terdekatnya, Karlo Nograles—lawan politik lama keluarga Duterte.
Namun, hal ini bisa memicu konflik hukum dan politik. Alternatif lainnya, tugas sehari-hari bisa dijalankan oleh Wakil Wali Kota terpilih, Sebastian Duterte, putra bungsu Rodrigo.
Meski begitu, pengamat menilai Sebastian belum punya ketegasan politik seperti ayahnya.
Baca juga: Demo Ribuan Orang di Filipina, Tuntut Pembebasan Rodrigo Duterte