Jakarta Rencana perubahan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University menjadi sekolah teknik memicu polemik dari sejumlah tokoh penting yang memiliki sejarah panjang dengan fakultas tersebut.Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menilai rencana transformasi Fateta IPB menjadi Sekolah Teknik harus dilakukan dalam kerangka pembangunan nasional dan mendukung program Astacita Presiden Prabowo Subianto.”Kita perlu melihat lebih jauh, bahwa rencana kebijakan perubahan ini harus ditempatkan dalam kerangka besar pembangunan nasional, termasuk visi besar Astacita dalam memperkuat kedaulatan pangan dan membangun sektor pertanian modern berbasis ristek,” kata dia seperti dilansir dari Antara, Jumat (13/6/2025).Ia menekankan pentingnya prinsip good university governance yang mengedepankan transparansi, partisipasi, dan dialog dalam pengambilan keputusan strategis di kampus.Menurut Hetifah, Fateta IPB memiliki peran vital dalam pengembangan teknologi pertanian dan agroindustri, sehingga perubahan nomenklatur harus didasarkan pada kajian ilmiah yang kuat dan mempertimbangkan nilai historis serta identitas keilmuan. “Terkait kebijakan perubahan nomenklatur atau reposisi akademik (Fateta menjadi Sekolah Teknik) menurut saya, tetap harus didasarkan pada kajian ilmiah yang kuat, relevansi masa depan, dan tetap menghormati nilai historis serta karakter keilmuan yang telah lama melekat,” jelas dia.Politikus Golkar ini juga menilai aspirasi alumni dan tokoh Fateta sejalan dengan semangat Astacita yang mengedepankan kesinambungan dan penghargaan terhadap tradisi keilmuan.”Oleh karena itu, kebijakan ini seharusnya tidak dijalankan secara terburu-buru,” tegas Hetifah.Atas dasar itu, legislator dapil Kalimantan Timur ini menyerukan kepada pihak kampus, rektorat maupun dekanat, untuk membuka ruang dialog yang inklusif, demokratis, dan berorientasi pada solusi bersama.“Sehingga teknologi pertanian di Fateta IPB makin berperan dalam mewujudkan pembangunan nasional, namun tetap tidak menghilangkan identitas keilmuan,” tuturnya.Rencana perubahan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University menjadi sekolah teknik memicu polemik dari sejumlah tokoh penting yang memiliki sejarah panjang dengan fakultas tersebut.Prof Aman Wirakartakusumah menekankan bahwa Fateta IPB tidak hanya sekadar fakultas teknik, melainkan pusat keilmuan multidisiplin yang menyentuh seluruh rantai sistem pangan nasional.”Dari hulu hingga hilir, sektor pertanian memerlukan teknologi yang kuat. Fateta adalah hibrida dari ilmu teknik, ilmu alam, dan manajemen. Peranannya sangat vital untuk isu pangan, gizi, energi, dan lingkungan menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Aman di sela forum akademik di IPB International Convention Centre, Bogor, Senin (9/6/2025).Aman menjelaskan, ada ketidakselarasan jika IPB tanpa Fateta. Sedangkan IPB adalah kampus yang biasanya fokus pada pertanian dan pengembangan teknologi.”Yang jadi persoalan itu tidak nyambung antara domain teknik dengan domain teknologi dalam hal epistemologinya, di dalam hal rumahnya juga,” kata Aman.Menurutnya, jika IPB memiliki visi dan misi di bidang agrikultur, seharusnya Fateta bisa tetap diadakan dengan memperhatikan kebutuhan pengadaan Fakultas Teknik atau School of Engineering”Kita sekarang akan lebih mendalami lagi ke arah hulunya, keilmuannya. Kita bisa terbentuk, tapi jangan sampai ini dibalik. Kok jadi rumahnya yang mana?” ucap Rektor IPB periode 1998-2002 ini.
DPR soal Polemik Perubahan Fateta IPB: Harus Didasarkan pada Kajian Ilmiah yang Kuat

Tag:Breaking News