Jakarta – Nasib TikTok di Amerika Serikat yang di ujung tanduk terselamatkan lagi berkat Presiden Donald Trump. Ya, Presiden AS ke-47 itu kembali menangguhkan waktu bagi TikTok hingga layanan media sosial asal Tiongkok ini terjual ke perusahaan atau pemodal asal Amerika Serikat. TikTok seharusnya sudah tak bisa beroperasi di Amerika Serikat, karena hingga batas waktu yang ditentukan, operasional TikTok di AS tak kunjung dijual ke perusahaan atau pemodal asal AS. Namun, keputusan Donald Trump untuk menunda pelarangan TikTok di negara itu hingga 90 hari ke depan membuat platform berbagi video milik ByteDance itu bernapas lega. Sekretaris Press Gedung Putih Karoline Leavitt dalam pernyataan mengungkapkan kalau Presiden Donald Trump akan menandatangani Perintah Eksekutif tambahan minggu ini, guna menjaga TikTok tetap beroperasi di AS. “Seperti yang sudah dikatakan (Presiden Trump) berkali-kali, Presiden tak ingin TikTok ditutup. Perpanjangan ini akan berlangsung selama 90 hari, Administrasi akan bekerja untuk memastikan kesepakatan (penjualan TikTok) selesai, sehingga orang Amerika bisa terus memakai TikTok dan mendapat jaminan data mereka aman terjamin,” kata Leavitt, dikutip CNN Business, Kamis (19/6/2025). Sekadar informasi, sudah sekitar lima bulan sejak aturan yang mewajibkan TikTok dilarang di AS, kecuali jika dijual ke perusahaan atau pemodal AS berlaku. Namun, karena sokongan dari Presiden Donald Trump, TikTok akhirnya tetap bisa beroperasi sekitar lima bulan terakhir. TikTok hanya pernah dilarang di AS sekitar 14 jam pada Januari lalu. Begitu Trump dilantik jadi presiden AS untuk yang kedua kalinya, TikTok “diselamatkan” dari pelarangan. Aplikasi itu pun bisa dipakai lagi sampai sekarang. Ini bukan pertama kalinya Trump memperpanjang waktu TikTok sebelum berhasil dijual ke perusahaan Amerika Serikat. Sebelumnya, Trump sudah dua kali menyelamatkan TikTok dari pelarangan di AS. Sebelumnya, pada 20 Januari 2025, tepat setelah Trump dilantik jadi Presiden AS, ia menunda pelarangan TikTok hingga 75 hari lamanya. Setelah mencapai tenggat waktu, TikTok belum juga terjual. Pada April lalu Trump kembali diberi waktu sampai 19 Juni 2025 untuk melanjutkan proses penjualan layanan ke perusahaan AS. Padahal, pada April lalu, kesepakatan untuk mentransfer operasional TikTok AS ke perusahaan Amerika Serikat hampir selesai. Sayangnya, kesepakatan batal usai Trump mengumumkan tarif tambahan untuk Tiongkok. Akibatnya, Trump menunda pelarangan TikTok hingga 19 Juni. Meski begitu, sampai tanggal yang ditentukan, kesepakatan penjualan TikTok belum juga selesai. Trump disebut kembali memperpanjang nasib TikTok di AS hingga 90 hari ke depan. Itu artinya, aplikasi TikTok tetap bisa diakses oleh 170 juta pengguna di Amerika Serikat, terlepas dari kekhawatiran TikTok dimiliki oleh perusahaan Tiongkok ByteDance yang dianggap menimbulkan risiko keamanan nasional. Sebelumnya pada Selasa lalu, Trump mengatakan ke wartawan bahwa kesepakatan penjualan TikTok mungkin akan butuh persetujuan dari pemerintah Tiongkok.“Saya pikir kita akan mendapatkannya. Saya pikir Presiden XI alirnya menyetujuinya ya,” kata Trump, begitu optimis. Sekadar informasi, kesepakatan yang sudah dibuat awal tahun lalu ini bakal melibatkan beberapa dana dari modal ventura AS, perusahaan ekuitas swasta, dan raksasa teknologi yang berinvestasi di perusahaan yang akan mengendalikan operasi TikTok di AS. Pada sisi lain, ByteDance selaku induk TikTok disebut akan mempertahankan 20 persen kepemilikan saham di perusahaan spin-off. Demikian ketentuan utama dari hukum. Adapun beberapa penawar terkenal yang juga sempat angkat tangan mau membeli TikTok antara lain adalah investor terkenal “Shark Tank” Kevin O’Leary, Amazon, perusahaan AI Perplexity, kelompok investor terpisah, sampai ke pengusaha serta bintang YouTube dan TikTok Jimmy Donaldson alias MrBeast.
Donald Trump Tunda Pelarangan TikTok di AS hingga 90 Hari ke Depan

Tag:Breaking News