Jenewa – Dengan suara bergetar menahan tangis, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (23/5) mendesak Israel untuk menunjukkan “belas kasihan” dalam perang di Gaza, seraya menegaskan perdamaian justru akan menguntungkan Israel sendiri.Dalam intervensi emosional di Majelis Kesehatan Dunia ke-77 di Jenewa, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan konflik ini justru merugikan Israel dan tidak akan membawa solusi abadi.”Saya bisa merasakan penderitaan warga Gaza saat ini. Saya bisa menciumnya. Membayangkannya. Bahkan mendengar suara-suara itu. Ini karena post-traumatic stress disorder/PTSD (gangguan stres pascatrauma),” kata Tedros (59 tahun) yang kerap bercerita tentang masa kecilnya di tengah perang Ethiopia seperti dikutip dari Arab News, Sabtu (24/5/2025).”Bayangkan bagaimana mereka menderita. Sangat keliru menjadikan makanan sebagai senjata. Sungguh tak manusiawi menjadikan pasokan medis sebagai alat perang,” imbuh Dirjen WHO itu.Tedros menegaskan hanya solusi politik yang bisa membawa perdamaian sejati.”Seruan perdamaian sesungguhnya untuk kepentingan terbaik Israel sendiri. Perang ini justru melukai Israel dan tak akan memberi solusi abadi,” tegasnya.”Saya mohon, tunjukkan belas kasihan. Ini baik untuk Israel, baik untuk Palestina, dan baik untuk kemanusiaan.”PBB pada Kamis (22/5) mulai mendistribusikan sekitar 90 truk bantuan – pengiriman pertama ke Gaza sejak Israel memberlakukan blokade total pada 2 Maret lalu.Michael Ryan, Direktur Kedaruratan WHO, menyatakan 2,1 juta warga Gaza berada dalam “ancaman kematian seketika”.”Kita harus hentikan kelaparan, bebaskan semua sandera, dan pulihkan sistem kesehatan,” desaknya.”Sebagai mantan sandera, saya tegaskan semua tawanan harus dibebaskan. Keluarga mereka menderita.”WHO merinci warga Gaza mengalami kelangkaan akut makanan, air, obat-obatan, bahan bakar, dan tempat tinggal. Empat rumah sakit besar terpaksa berhenti beroperasi pekan ini karena lokasinya di zona konflik atau evakuasi”Hanya 19 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza yang masih beroperasi, dengan staf yang bekerja dalam “kondisi yang mustahil,” kata badan kesehatan PBB dalam sebuah pernyataan.Sementara itu, 94% fasilitas kesehatan di Gaza rusak atau hancur. “Setidaknya 94 persen dari semua rumah sakit di Jalur Gaza rusak atau hancur,” kata WHO, sementara Gaza utara “hampir tidak memiliki semua perawatan kesehatan.”Hanya tersisa 2.000 tempat tidur rumah sakit di seluruh Palestina – jumlah yang “jauh dari mencukupi”.”Sistem kesehatan dihancurkan secara sistematis. Rumah sakit yang sudah direhabilitasi dan dipasok kembali, lalu dihancurkan lagi. Siklus kehancuran ini harus dihentikan,” jelas WHO.
Dirjen WHO Menahan Tangis, Minta Belas Kasih Israel untuk Perdamaian di Gaza

Tag:Breaking News