Home / MONEY / Di Tengah Perlambatan Ekonomi Global, Askrindo Cetak Laba Rp 196 Miliar

Di Tengah Perlambatan Ekonomi Global, Askrindo Cetak Laba Rp 196 Miliar

JAKARTA, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) mencatat laba setelah pajak (earning after tax/EAT) sebesar Rp 196 miliar hingga April 2025.

Realisasi ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 205 persen year to date (ytd).

Selain itu, hasil underwriting perusahaan mencapai Rp 423 miliar pada periode yang sama, meningkat 61 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Direktur Utama PT Asuransi Kredit Indonesia, M. Fankar Umran, menjelaskan bahwa kinerja positif Askrindo didorong oleh strategi inovatif, perluasan akses, serta penguatan literasi keuangan.

Baca juga: Askrindo Beri Perlindungan 73 Lokasi Wisata Perhutani

Namun, ia juga mengingatkan bahwa ketidakpastian ekonomi global pada 2025, yang disebabkan oleh perang dagang AS-China, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, serta konflik Rusia-Ukraina, memberikan tekanan signifikan terhadap kinerja industri asuransi dan penjaminan nasional.

Fankar mengungkapkan bahwa perlambatan ekonomi global yang dirasakan di Indonesia turut berdampak pada sektor perbankan.

Hal ini tecermin dari melambatnya penyaluran kredit dan tingginya rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL).

Akibatnya, pertumbuhan premi asuransi kredit melambat, sementara tingkat klaim tetap tinggi.

“Dalam konteks asuransi kredit, tantangannya bukan hanya pada penurunan premi, tetapi juga peningkatan klaim sebagai efek domino dari situasi global saat ini. Bahkan, dampak pandemi COVID-19 masih dirasakan hingga sekarang, meskipun pandemi telah lama berlalu. Hal ini terjadi karena risiko dalam asuransi kredit bersifat lagging spill-over atau long tail effect,” jelas Fankar dalam keterangan resmi, Rabu (18/6/2025).

Baca juga: Askrindo Bakal Genjot Kinerja Keuangan pada 2025, Simak Strateginya

Meskipun menghadapi tantangan perlambatan, Fankar menambahkan bahwa permintaan terhadap produk asuransi umum dan finansial tetap menunjukkan prospek positif, termasuk di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

“Semakin besar penyaluran kredit ke sektor riil, semakin besar pula potensi pengembangan asuransi kredit,” imbuhnya.

Askrindo juga berkomitmen untuk mendukung program-program prioritas pemerintah, termasuk sektor perumahan, serta memperkuat fungsi intermediasi lembaga keuangan dalam rangka mendorong inklusi keuangan dan kesejahteraan masyarakat.

Perusahaan juga telah mempersiapkan diri menghadapi implementasi PSAK 117 dan optimistis terhadap arah kebijakan fiskal dan moneter, termasuk potensi penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia.

Fankar berharap pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui stimulus yang tepat, baik dari sisi moneter maupun fiskal.

“Penurunan suku bunga, misalnya, akan berdampak positif terhadap pertumbuhan kredit perbankan. Seiring meningkatnya penyaluran kredit, sektor riil dan UMKM berpotensi tumbuh lebih kuat, yang pada akhirnya mendorong peningkatan konsumsi dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan,” tutup Fankar.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *