Home / GLOBAL / Di Rusia, Presiden Prabowo Tegaskan Indonesia Tetap Netral dalam Kebijakan Luar Negeri

Di Rusia, Presiden Prabowo Tegaskan Indonesia Tetap Netral dalam Kebijakan Luar Negeri

MOSKWA, Presiden Prabowo Subianto menegaskan, Indonesia tetap memegang prinsip kebijakan luar negeri yang netral dan bebas aktif.

Hal ini disampaikan saat menghadiri Forum Ekonomi Internasional di Saint Petersburg, Rusia, Jumat (20/6/2025).

Dalam sesi pleno forum tersebut, Prabowo duduk berdampingan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: Jelang Jumpa Putin, Buku Prabowo Diterjemahkan dalam Bahasa Rusia 

 

Ia menjelaskan alasan keputusannya tidak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Kanada yang digelar awal pekan ini.

“Saya ditanya mengapa saya tidak menghadiri G7, tetapi saya menghadiri Forum Saint Petersburg 2025,” ujar Prabowo di hadapan para peserta.

“Bukan karena saya tidak menghormati G7, tetapi karena saya telah memberikan komitmen saya untuk menghadiri forum ini sebelum mereka mengundang saya,” kata dia.

“Itu satu-satunya alasan. Jadi, jangan terlalu banyak menafsirkan acara tersebut. Kami ingin berteman dengan semua orang,” tambah Prabowo, seperti dikutip dari AFP.

Sehari sebelum forum berlangsung, Prabowo dan Putin menggelar pertemuan bilateral. Keduanya sepakat untuk mempererat hubungan kerja sama antara Indonesia dan Rusia, serta memuji kemitraan yang telah terjalin selama ini.

Langkah Prabowo untuk tetap hadir di Rusia alih-alih ke KTT G7 sempat menimbulkan kekhawatiran bahwa Indonesia mulai mendekat ke Moskwa.

Apalagi, selama ini Indonesia dikenal dengan kebijakan luar negeri non-blok yang menjunjung tinggi prinsip netralitas.

Indonesia juga berada di posisi strategis di antara dua kekuatan besar dunia, yakni Amerika Serikat dan China. Di tengah ketegangan geopolitik global, Indonesia berupaya menjaga hubungan baik dengan seluruh pihak.

Baca juga: Teori Pizza Pentagon Muncul Lagi Jelang Serangan Israel ke Iran

Namun demikian, Prabowo menunjukkan sikap terbuka untuk mendiversifikasi aliansi internasional, tidak semata bergantung pada mitra dari negara-negara Barat.

Pendekatan ini menjadi sorotan beberapa negara, termasuk Australia, yang menyoroti potensi perubahan arah diplomasi Indonesia ke depan.

 

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *