MAGETAN, Pemerintah Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menerapkan cara unik untuk mencegah perceraian di kalangan warganya yang bekerja sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri.
Kepala Desa Bringinan, Barno, mengungkapkan ada program Gembok Katresnan. Program ini berawal dari tingginya angka perceraian di desanya, yang disebabkan oleh pekerjaan di luar negeri.
“Selama menjabat dari 2013 lalu, ada 13 pasangan bercerai. Dari 13 pasangan yang bercerai itu, 9 di antaranya adalah PMI,” ujar Barno saat ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (11/6/2025).
Menurutnya, sekitar 75 persen warganya memilih untuk bekerja di luar negeri demi meningkatkan kesejahteraan hidup.
Baca juga: Jika di Paris Ada Gembok Cinta, di Bengkulu Ada Sandal Cinta
Barno berharap program Gembok Katresnan dapat menurunkan angka perceraian di desanya, terutama bagi pasangan suami istri yang terpaksa terpisah oleh jarak.
Sejak diluncurkan pada tahun 2023, sudah ada 8 gembok yang terpasang di bingkai yang dipajang di balai desa.
“Kalau kerja ke luar negeri, perempuan semakin putih dan makin punya banyak uang. Sementara yang laki-laki karena cuma di sawah jadi hitam.”
“Semoga dengan gembok katresnan mereka ingat janji bahwa ke luar negeri tujuannya untuk memperbaiki perekonomian keluarga sehingga hidupnya lebih sejahtera. Harapannya angka perceraian bisa nol di sini,” imbuhnya.
Sebelum berangkat ke luar negeri, warga Desa Bringinan diwawancarai oleh perangkat desa terkait tujuan kerja mereka dan diingatkan untuk tetap menjaga komitmen pernikahan.
Pasangan suami istri akan menerima gembok katresnan yang akan mereka kaitkan di papan kayu berbentuk daun waru sebagai simbol cinta.
“Gembok Katresnan bisa dimaknai sebagai simbol kesetiaan dan komitmen untuk saling menjaga cinta meski jarak memisahkan mereka,” ujar Barno.
Baca juga: Sungai Seine, Eiffel, dan Gembok Cinta
Siti Aminah, salah satu warga Desa Bringinan yang akan berangkat sebagai PMI, mengaku akan selalu mengingat momen saat memasang gembok katresnan sebelum berangkat.
Ia menyatakan bahwa komitmen tersebut dilakukan di hadapan perangkat desa dan gembok yang terpajang di balai desa sebagai penguatnya.
Suaminya, Toni, juga melakukan hal yang sama, sehingga momen tersebut akan terus teringat saat ia berada di negara tempatnya bekerja.
“Saya harus ingat dengan janji kepada suami, janji kepada keluarga, dan janji kepada Gusti Allah bahwa saya berangkat ke luar negeri niatnya untuk bekerja,” katanya.