Jakarta – Penyakit dengue kini menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Data Kementerian Kesehatan RI mencatat, sepanjang tahun 2024 terjadi 257.271 kasus dengue dengan 1.461 kematian. Bahkan hingga 16 Mei 2025, tercatat 56.269 kasus dan 250 kematian yang tersebar di 456 kabupaten/kota, atau lebih dari 87 persen wilayah Indonesia. Melihat kondisi darurat ini, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bersama Kementerian Kesehatan RI bergerak cepat dengan menyelenggarakan High Level Focus Group Discussion (FGD) serta meluncurkan Presidium Kaukus Kesehatan DPR RI Periode 2025–2030, Senin (26/5/2025), di Gedung Nusantara DPR RI. Acara ini menjadi bagian dari inisiatif Koalisi Bersama Lawan Dengue (KOBAR Lawan Dengue) yang bertujuan mempercepat tercapainya target nol kematian akibat dengue pada tahun 2030.Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menyampaikan bahwa pembentukan presidium Kaukus Kesehatan merupakan langkah konkret dalam memperkuat kebijakan kesehatan nasional.”Kehadiran presidium ini merupakan wujud nyata komitmen legislatif dalam mendorong agenda kesehatan prioritas nasional. Dalam konteks darurat dengue yang saat ini dihadapi Indonesia, sinergi lintas sektor menjadi keniscayaan,” ujar Cucun.Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, menegaskan pentingnya revisi Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (Stranas Dengue) agar lebih adaptif terhadap kondisi terkini.”Stranas Dengue 2021–2025 telah menjadi landasan awal, namun kini perlu diperbarui. Revisi ini penting agar strategi lebih responsif terhadap tantangan lapangan, termasuk penguatan deteksi dini, manajemen KLB, serta pemanfaatan inovasi seperti vaksinasi dan teknologi wolbachia,” ujar Dante.Dia juga menambahkan bahwa beban dengue di masyarakat kemungkinan lebih besar dari yang tercatat, sehingga penguatan sistem surveilans berbasis real-time menjadi krusial.Dalam FGD tersebut, sejumlah rekomendasi strategis muncul sebagai respons terhadap darurat dengue nasional, antara lain: Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyampaikan bahwa dengue merupakan ancaman sepanjang tahun dan bisa menyerang siapa saja.”Pendekatan pencegahan yang komprehensif, berkelanjutan, dan inklusif menjadi semakin penting. Kami mendukung penuh inisiatif seperti KOBAR Lawan Dengue dalam membangun sinergi lintas sektor,” ujarnya.Senada, Presiden Direktur PT Bio Farma, Shadiq Akasya, menegaskan komitmen Bio Farma dalam mendukung upaya pengendalian dengue.”Kami percaya kerja bersama seperti inilah yang akan mempercepat tercapainya target nol kematian akibat dengue pada tahun 2030,” ujar Shadiq.Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI drg. Putih Sari, Koordinator Presidium Kaukus Kesehatan Netty Prasetiyani Heryawan, serta perwakilan lintas kementerian, lembaga, organisasi profesi, swasta, dan masyarakat sipil. Melalui kolaborasi strategis, DPR RI dan Kemenkes berkomitmen mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan tangguh, bebas dari ancaman penyakit menular seperti dengue. Sinergi lintas sektor menjadi kunci dalam menghadapi darurat ini secara tuntas dan berkelanjutan.
Dengue Darurat Nasional, Ini Strategi Baru DPR dan Kemenkes untuk Menghadapinya

Tag:Breaking News