Home / REGIONAL / Dedi Mulyadi dan Sindiran “Peuteuy Selong” untuk Bandara Kertajati yang Terus Merugi…

Dedi Mulyadi dan Sindiran “Peuteuy Selong” untuk Bandara Kertajati yang Terus Merugi…

Bandara Kertajati sekarang jadi “peuteuy selong”. Demikian sindir Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Istilah dalam Bahasa Sunda ini berarti pohon lamtoro yang besar tapi kosong melompong.

Penilaian Dedi Mulyadi menggambarkan kondisi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, yang hingga kini masih sepi aktivitas penerbangan.

“Majalengka ke sananya sudah ada bandara. Padahal sekarang sudah berubah jadi peuteuy selong. Kenapa jadi peuteuy selong (Bandara Kertajati sepi)? Kan nggak ada pesawatnya, nggak maju-maju,” ujar Dedi di hadapan jajaran Forkopimda dan anggota DPRD Majalengka.

Baca juga: Bandara Kertajati: Proyek Strategis hingga Ironi Infrastruktur

Mendengar pidatonya tersebut, audiens sempat kompak tertawa.

Sindiran ini kembali menghangatkan polemik lama soal nasib Bandara Kertajati.

Bandara ini sendiri pernah digadang-gadang sebagai salah satu proyek prestisius dalam Program Strategis Nasional (PSN).

Pembangunannya dimulai tahun 2015 dan rampung dua tahun kemudian, menggunakan dana APBN melalui Kementerian Perhubungan.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga menggelontorkan dana APBD untuk pembebasan lahan.

Resmi beroperasi pada 24 Mei 2018, total biaya yang dihabiskan untuk membangun bandara ini mencapai Rp 2,6 triliun.

Operasional bandara kini dipegang oleh PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB), BUMD milik Pemprov Jabar yang didirikan pada November 2013.

Sayangnya, alih-alih ramai penerbangan, BIJB justru menelan biaya tambahan.

Dedi mengungkapkan bahwa Pemprov harus nombok Rp 60 miliar setiap tahun demi menutup biaya operasional bandara.

Baca juga: Bandara Kertajati Terus Merugi, Nombok Rp 60 Miliar Setiap Tahun

“Kan nombok setiap tahun Rp 60 miliar untuk bandara. Harus bagaimana (solusi Bandara Kertajati sepi),” kata Dedi.

Sejak menjabat tiga bulan terakhir, Dedi mengaku belum sempat mengambil langkah strategis untuk menyelamatkan bandara ini dari keterpurukan.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *