Home / REGIONAL / Curhat Driver Ojol di Solo, Pendapatan Turun Drastis Sejak Ada Tarif Hemat

Curhat Driver Ojol di Solo, Pendapatan Turun Drastis Sejak Ada Tarif Hemat

SOLO, Roni, seorang pengemudi ojek online (ojol) di Solo, Jawa Tengah, mengaku harus bekerja dari pagi hingga malam demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Penurunan pendapatan akibat persaingan tarif antaraplikator membuat ia dan banyak mitra ojol lainnya tertekan.

“Sekarang jam kerja panjang dari pagi sampai malam,” ujar Roni di sela aksi damai yang digelar di depan Gedung DPRD Kota Solo, Selasa (20/5/2025).

Baca juga: Derita Anong Ojol asal Ciledug, 9 Tahun Hidup Dicekik Potongan Tarif Aplikator

Roni menyebut, sebelum banyak platform digital layanan transportasi masuk ke Solo, pendapatan bersihnya per hari bisa mencapai Rp 150.000–Rp 200.000.

Namun, sejak munculnya lebih banyak aplikator, terjadi perang tarif bawah yang membuat penghasilannya menurun drastis.

“Kesejahteraannya (mitra) tarif ya. Tarif dasarnya kalau dulu kan belum banyak (platform digital), hanya Gojek sama Grab. Persaingannya soal tarif bawah itu masih sehat, masih wajar untuk UMR Solo,” terangnya.

“Dari mulai banyak aplikasi yang datang jadi perang tarif bawah. Dari tarif bawahnya yang cuma murah dari Rp 6.400,” tambahnya.

Meskipun masih bisa memperoleh Rp 200.000 dalam sehari, menurut Roni itu adalah pendapatan kotor, belum dipotong biaya operasional seperti bahan bakar dan makan.

“Bensin itu 20 persen,” ucapnya.

Aksi yang diikuti Roni merupakan bagian dari unjuk rasa yang digelar oleh Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA) Soloraya. Mereka menyuarakan lima tuntutan utama:

Juru Bicara GARDA Soloraya, Djoko Saryanto, mengatakan aksi damai ini digelar serentak di berbagai kota di Indonesia.

“Pada hari ini kami membersamai kawan-kawan yang ada di Jakarta dan 14 kota besar di seluruh Indonesia untuk bergerak bersama-sama dalam aksi kebangkitan driver online Indonesia,” ujar Djoko.

Baca juga: Suka Duka Jadi Pengemudi Ojol di Bali, Dikomplain Pelanggan, Bonus Batal, Sekali Trip Hanya Rp 6.000

Ia juga menegaskan pentingnya payung hukum yang tegas dan jelas untuk para mitra driver yang selama ini tidak memiliki kepastian status hukum.

“Kita selama ini selalu dibenturkan dengan perhubungan. Baik dari dinas sampai ke kementerian. Karena online ini basisnya digital, kita dibenturkan aturannya melalui Kemendikbud. Sampai sana dibalik lagi ke SDM lewat Kemenaker,” katanya.

Aksi para driver ojol diterima oleh sejumlah pimpinan DPRD Solo, di antaranya Ketua DPRD Budi Prasetyo, Wakil Ketua DPRD Ardianto Kuswinarno, dan Wakil Ketua DPRD Muhammad Bilal.

Setelah menyampaikan aspirasi di DPRD, massa aksi kemudian melanjutkan unjuk rasa ke Balai Kota Solo, menyuarakan tuntutan yang sama di hadapan pemerintah daerah.

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *