DEPOK, Langit mendung hari itu tidak cukup meredupkan semangat wanita asal Biak, Papua, bernama Loisa Kafiar (25) untuk memperjuangkan kariernya sebagai perawat.
Loisa merupakan 1 dari 306 migran yang terdaftar oleh Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) untuk bekerja di Jepang.
Ia akan bekerja sebagai perawat di fasilitas kesehatan di Jepang selama tiga tahun ke depan.
Baca juga: P2MI Lepas 306 Pekerja Migran Indonesia ke Jepang
Ambisi muncul pertama kali ketika Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Biak atau tempatnya ia bekerja menginformasikan program migran ini.
“Karena (program migran) untuk bekerja ke Jepang khususnya di Papua itu baru pertama kali. Belum ada perawat dari khusus di Papua yang bekerja ke Jepang,” kata Loisa kepada , Selasa (17/6/2025).
Kabar ini seolah menjadi angin segar yang kemudian Loisa tekadkan untuk tekuni.
Berbagai prosedur atau langkah pendaftaran sejak 2023 ia lalui dengan keseriusan.
Apalagi, hal ini menjadi keputusan terbesar setelah Loisa perlahan meniti karier dan bekerja tiga tahun di RSUD Biak dan beberapa puskesmas semasa magang kuliah.
“Untuk saya sendiri harapannya, dengan saya berangkat ke Jepang bisa jadi pionir untuk perawat-perawat lain yang ada di Papua,” kata Loisa.
“Untuk bisa punya mimpi yang besar untuk bekerja ke luar negeri dan bisa bersaing dengan siapapun di Indonesia,” sambung dia.
Baca juga: Kisah Pilu Pekerja Migran Indonesia: Stroke, Ditipu Calo, Hilang Kontak dengan Keluarga
Di samping itu, Loisa bercerita tentang kondisi fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan di tanah kelahirannya yang sudah jauh lebih memadai.
Ia menyebut, berbagai puskesmas juga sudah tersebar di berbagai lingkungan di wilayah kepulauan ini, beserta dengan para nakes yang disebut sudah lebih baik.
“Di puskesmas-puskesmas pun sudah banyak, di rumah sakit juga sudah tidak susah. Kalau yang dilihat (akses susah) biasanya di daerah-daerah (Papua) yang pegunungan, kalau kami kan kepulauan,” jelas Loisa.
Meski demikian, bersama dengan kegigihannya, Loisa akan menggunakan pengalaman dan peluang untuk dibawa kembali ke Biak, Papua.