Jakarta Menteri Koordinator Pemberdayan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar menegaskan, program prioritas pengentasan kemiskinan ekstrem menjadi nol persen harus tercapai di tahun 2026.Berdasarkan data BPS, Indonesia masih mencatatkan 1,13 persen atau 3,17 juta penduduk yang tergolong miskin ekstrem.Menurut pria karib disapa Cak Imin ini, cara mengatasinya adalah dengan terus bergerak mewujudkan program nasional ‘Membangun dari Desa dan dari Bawah’.Hal ini disampaikannya saat meresmikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Lapangan Mini Soccer Wangisagara, Majalaya, Bandung.”Strategi utama penanggulangan kemiskinan terdiri dari tiga pilar: pertama, mengurangi beban pengeluaran masyarakat; kedua, mendorong peningkatan penghasilan masyarakat; dan ketiga, menekan keberadaan kantong-kantong kemiskinan,” kata Cak Imin seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu, (21/6/2025).Ketua Umum PKB ini menerangkan, peran aktif pemerintah daerah, terutama para camat, lurah dan kepala desa sangat dibutuhkan. Utamanya, dalam menjaga akurasi dan pembaruan data DT-SKSEN yang dilakukan setiap triwulan. Cak Imin pun merekomendasi, agar pemerintah daerah seperti di Kabupaten/Kota dapat memperluas program padat karya serta penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat melalui penguatan kelembagaan seperti BUMDes, operasionalisasi SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi), dan pengembangan koperasi desa.”Untuk itu Rp 200 triliun dana bantuan milik pemerintah akan kita konsolidasikan pada level produktif. Dengan visi, seluruh jenis bansos sampai pada level produktif memberdayakan. Cara kerja bantuan pemerintah membutuhkan sinergi, kolaborasi semua pihak,” saran dia. Sebagai informasi, puncak kegiatan dari kunjungan Cak Imin adalah peresmian SPPG yang dikelola oleh BUMDes Niagara. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Menko PM, dilanjutkan dengan peninjauan langsung terhadap kesiapan operasionalisasi SPPG. Tercatat, fasilitas SPPG dibangun secara mandiri melalui dana BUMDes dan telah mencapai progres fisik sebesar 97%. SPPG dirancang untuk melayani kebutuhan gizi masyarakat dengan kapasitas hingga 3.600–4.000 penerima manfaat, serta membuka lapangan kerja bagi 47 warga lokal. “Ini merupakan wujud konkret komitmen pemerintah untuk mencapai target besar dalam agenda pembangunan sosial. Pendirian SPPG merupakan langkah desa dalam memperkuat ketahanan gizi sekaligus memberdayakan ekonomi keluarga,” harap Cak Imin.Di tempat sama, Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Daerah Tertentu Prof. Abdul Haris mendorong sinergi berbagai pihak dalam mengentaskan kemiskinan.“Kami mendorong sinergi dari berbagai pihak dalam pengentasan kemiskinan melalui program pemberdayaan masyarakat, BUMDes Niagara Desa Wangisagara salah satu contoh kesuksesan dalam mengelola potensi yang ada di desa, kesuksesan ini dapat menjadi inspirasi desa lain untuk dapat direplikasikan dalam membangun ekosistem ekonomi pedesaan,” pungkas Prof Abdul.
Cak Imin Pamer 3 Strategi untuk Pengentasan Miskin Ekstrem

Tag:Breaking News