Home / Saham / Bukan Sekadar Cuan, Investasi Syariah Bawa Ketenangan Batin

Bukan Sekadar Cuan, Investasi Syariah Bawa Ketenangan Batin

Jakarta – Salah satu investor saham syariah, Dian Widayanti, memulai perjalanan investasi sejak 2018, jauh sebelum tren investasi populer di kalangan Gen Z saat pandemi.Kala itu, ia merasa kesulitan mendapatkan informasi yang tepat soal investasi, hingga memutuskan untuk menyewa jasa financial advisor. Namun keputusan ini diambil bukan karena ikut-ikutan, melainkan demi merancang keuangan keluarga secara lebih mindful.”Aku merasa sulit mendapatkan informasi itu. Jadi yang aku lakukan pada saat itu, aku memang hire financial advisor.Aku pengennya lebih mindful dalam menerapkan keuangan buat diri sendiri dan keluarga,” ujar Dian dalam Talk Show THE SOCIAL NETWORTH: Swipe, Scroll, Invest, ditulis Sabtu (21/6/2025).Seiring waktu, ia mulai belajar mandiri lewat kelas-kelas investasi yang mulai banyak bermunculan. Dari situ, ia memberanikan diri bertransaksi sendiri tanpa lagi bergantung pada advisor. Meski berat di awal, ia percaya proses belajar inilah yang membentuk pemahaman dan kemandiriannya dalam investasi.Keputusan Dian memilih saham syariah bukan semata urusan imbal hasil. Ia ingin investasinya selaras dengan nilai-nilai yang diyakininya. Menurutnya, berinvestasi syariah bukan hanya soal “boleh dan tidak boleh”, tetapi juga soal keberkahan dan ketenangan hati.”Kalau kita ngomongin tentang syariah, kita mesti balikin dulu ke niatnya. Karena kalau kita ngomongin syariah itu bukan cuman sekedar cuan, jadi berkahnya juga.Jadi aku seneng ada fitur itu, karena itu mengingatkan,” jelasnya.Ia merasa sangat terbantu dengan fitur aplikasi berbasis syariah yang otomatis menyaring saham konvensional dan memberi peringatan saat ada saham terindikasi riba. Selain itu, keberadaan indeks seperti JII dan peran DSN-MUI serta DPS dianggap sangat memudahkan investor syariah seperti dirinya untuk tetap konsisten menjalankan prinsip investasi sesuai syariat Islam.Meski kini sering berbagi konten edukasi investasi, Dian tidak mengandalkan rekomendasi influencer. Ia lebih memilih mengikuti komunitas saham yang menyajikan data dan hasil hitungan objektif, sehingga ia bisa mengambil keputusan sendiri berdasarkan kebutuhannya dan data yang valid.”Jadinya kita juga bisa menyesuaikan dengan kebutuhan kita sendiri. Tapi yang paling penting, kalau buat mahasiswa pemula ya harus belajar dan cari kelas tentang investasi sebanyak mungkin,” ujar Dian.Baginya, memahami proses screening saham syariah tidak bisa dilakukan instan. Ia menyarankan pemula untuk mulai dari indeks seperti JII atau ISSI, lalu pelajari fundamental perusahaan dan pastikan sesuai dengan profil risiko masing-masing. Ia juga menegaskan pentingnya data dalam mengambil keputusan, bukan sekadar ikut tren. Dalam sesi tanya jawab, Dian mendapat pertanyaan sensitif terkait saham syariah yang masuk daftar boikot. Ia menjawab dengan jujur bahwa IDX maupun MUI tidak memberi cap haram pada saham tersebut, selama perusahaan menjalankan prinsip syariah secara internal.”Karena balik lagi, secara perusahaan internalnya itu dia menjalankan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Jadi enggak bisa diberi cap haram atau segala macam gitu ya. Ketika kita hatinya enggak di situ, ya udah lepasin saja,” tegasnya.Ia menekankan, saham adalah bentuk kepemilikan. Jadi, jika hati tidak nyaman terhadap suatu saham meskipun statusnya syariah, maka menjual adalah langkah yang sah. “Saham itu juga seni. Suka, sama enggak suka. Kalau nggak suka ya udah tinggalin aja,” kata dia. 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *