Home / Peristiwa / BMKG Sebut Kemarau Basah Jadi Fenomena Tidak Biasa, Waspadai Dampaknya

BMKG Sebut Kemarau Basah Jadi Fenomena Tidak Biasa, Waspadai Dampaknya

Jakarta – Wilayah Indonesia mulai memasuki Musim Kemarau secara bertahap atau mengalami masa Pancaroba pada Maret, April, dan Mei. Di sisi yang lain, walaupun mulai musim kemarau, namun di beberapa wilayah masih terdapat hujan yang sedang atau bahkan lebat, disertai angin kencang, kilat dan petir.”Fenomena ini lebih umum disebut Kemarau Basah,” kata Deputi Meteorologi BMKG Guswanto kepada Senin (26/5/2025).Dia menjelaskan, kemarau basah adalah fenomena cuaca yang tidak biasa, di mana musim kemarau yang biasanya kering dan panas, tetapi masih mengalami hujan atau kelembaban yang signifikan.Berikut beberapa definisi dan karakteristik kemarau basah : Kemarau basah dapat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai sektor, termasuk pertanian, lingkungan, dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk memantau kondisi cuaca dan melakukan perencanaan yang tepat untuk menghadapi kemarau basah.Musim kemarau 2025 diprediksi lebih pendek karena beberapa faktor, meskipun ENSO (El Nino-Southern Oscillation) dalam kondisi normal. Berikut beberapa alasan yang mungkin menyebabkan musim kemarau lebih pendek. Efek musim kemarau yang lebih pendek terhadap Indonesia dapat berupa, antara lain :Dalam beberapa wilayah, seperti Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, perlu diwaspadai kondisi hari tanpa hujan yang berkepanjangan.”Oleh karena itu, penting untuk melakukan antisipasi dan pengelolaan yang tepat untuk menghadapi potensi dampak iklim ini,” dia menandaskan.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *