Bank Central Asia atau BCA sepakat ikut menyalurkan KPR bersubsidi. Bank Nobu dan Bank Artha Graha juga tertarik untuk berpartisipasi. Melihat hal ini, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait memberikan sinyal untuk menyediakan alokasi bagi bank swasta, di luar kuota yang ditetapkan saat ini 350 ribu.“Harapan saya, kuota 350 ribu ini bisa kami lewati. Kami akan konsolidasikan kesiapan masing-masing bank dalam menyalurkan KPR bersubsidi,” kata Maruarar di Kantor Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Jumat (23/5).Selain kesiapan bank, Maruarar menyampaikan penambahan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau FLPP akan mengkaji faktor lain, seperti pengembang, ketersediaan tanah, dan daya beli masyarakat. Menurut dia, semua pemangku kepentingan dalam industri perumahan harus siap agar penambahan FLPP berjalan baik.FLPP adalah salah satu skema pembiayaan pemilikan rumah atau KPR bersubsidi dari pemerintah, yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Bunga KPR ditetapkan 5% dengan tenor maksimal 20 tahun.Syarat pendapatan penerima FLPP saat ini Rp 7 juta per bulan jika belum menikah, dan Rp 8 juta per bulan bagi yang sudah berkeluarga.Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat atau BP Tapera menetapkan parameter rumah dengan bantuan FLPP, yakni luas bangunan maksimal 36 meter persegi, luas tanah hingga 100 meter persegi, dengan harga beli tanah dan bangunan di Jabodetabek maksimum Rp 185 juta.BP Tapera dan BCA secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dalam rangka memperluas akses pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah pada Jumat (23/5).”Ini sejarah besar bagi sektor perumahan Indonesia, terutama dalam soal penyaluran pembiayaan rumah subsidi,” ujar Maruarar. “Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, pemain swasta besar yang masuk.Maruarar menyampaikan bahwa pemerintah bakal mengalokasikan kuota 1.000 unit rumah kepada BCA. “Penyaluran kuota ini akan dilaksanakan sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan, guna memastikan transparansi serta akuntabilitas dalam pelaksanaannya,” kata Maruarar.CEO Lippo Group James Riady mengatakan Bank Nobu berharap segera menyalurkan KPR bersubsidi untuk 50 ribu rumah. Lippo Group merupakan pemegang saham utama Bank Nobu melalui PT Putera Mulia Indonesia dan PT Prima Cakrawala Sentosa 34,63%.Sejauh ini, harga rumah yang bisa mendapatkan KPR bersubsidi naik 6% menjadi Rp 162 juta sampai Rp 234 juta. James menargetkan dapat menyalurkan KPR bersubsidi sekitar Rp 9,9 triliun.Berdasarkan laporan keuangan NOBU, penyaluran KPR maupun kredit pemilikan apartemen tumbuh 36,09% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 11,67 triliun tahun lalu. Bank Nobu menargetkan pertumbuhan KPR lebih dari 80% tahun ini, menjadi Rp 21,57 triliun.”Kami tidak ada catatan terkait penyaluran KPR bersubsidi, karena programnya sudah baik. Pemerintah sudah mengatur pengelolaan Tapera, PT Sarana Multigriya Finansial, dan program ini akan terus disempurnakan. Jadi, tidak ada alasan kami untuk tidak menyalurkan KPR bersubsidi,” ujarnya.James mengakui ada tren peningkatan kredit macet atau NPL dalam penyaluran KPR dari posisi 2,49% pada Februari 2024 menjadi 2,88% pada Februari 2025, menurut data OJK.Oleh karena itu, James berencana mendekatkan lokasi rumah KPR bersubsidi dengan tempat kerja calon nasabah. Dengan demikian, James optimistis tingkat NPL KPR NOBU dapat terjaga. “Ini satu hal yang penting sekali,” katanya.
BCA dan Bank Nobu Akan Ikut Salurkan KPR Bersubsidi, Kuota Berpotensi Ditambah

Tag:Breaking News