Home / MONEY / Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global, Imbas Perang Dagang

Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global, Imbas Perang Dagang

JAKARTA, Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global, khususnya karena dampak ketidakpastian perdagangan.

Dikutip dari CNBC, Rabu (11/6/2025), Bank Dunia kini memperkirakan ekonomi global akan tumbuh sebesar 2,3 persen pada tahun 2025, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,7 persen.

“Ini akan menandai tingkat pertumbuhan global paling lambat sejak 2008, selain dari resesi global secara langsung,” kata Bank Dunia dalam laporan Prospek Ekonomi Global.

Baca juga: Menteri Yusril: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kalah dari Singapura Karena Abaikan Kepastian Hukum

Ketidakpastian perdagangan telah membebani prospek pertumbuhan ekonomi global, menurut Bank Dunia.

“Perselisihan internasional, tentang perdagangan, khususnya, telah mengubah banyak kepastian kebijakan yang membantu mengurangi kemiskinan ekstrem dan memperluas kemakmuran setelah berakhirnya Perang Dunia II,” kata Indermit Gill, wakil presiden senior dan kepala ekonom Grup Bank Dunia, dalam laporan tersebut.

Bank Dunia juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi 2025 untuk AS sebesar 0,9 poin persentase menjadi 1,4 persen dan mengurangi ekspektasi PDB zona Eropa sebesar 0,3 poin persentase menjadi 0,7 persen.

Bank Dunia menyatakan, eskalasi ketegangan perdagangan dapat menekan pertumbuhan ekonomi lebih rendah lagi, tetapi gambarannya dapat membaik jika negara-negara ekonomi utama mencapai kesepakatan perdagangan yang langgeng.

Baca juga: OECD Kembali Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini

“Analisis kami menunjukkan bahwa jika sengketa perdagangan saat ini diselesaikan dengan kesepakatan yang memangkas separuh tarif relatif terhadap levelnya pada akhir Mei 2025, pertumbuhan global dapat lebih kuat sekitar 0,2 poin persentase rata-rata selama tahun 2025 dan 2026,” ujar Gill.

AS dan banyak mitra dagangnya saat ini sedang bernegosiasi setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif tinggi pada banyak negara pada April 2025.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *