Netizen menyoroti wajah Presiden Indonesia ketujuh Joko Widodo atau Jokowi yang bengkak dan pucat dilihat dari video yang beredar di media sosial. Kondisinya dikaitkan dengan Sindrom Stevens-Johnson.Dikutip dari EMC.id, Sindrom Stevens-Johnson adalah kelainan kulit dan selaput lender yang diakibatkan oleh suatu reaksi alergi terhadap obat atau infeksi. Mengutip dari laman Alodokter, Sindrom Stevens-Johnson merupakan kegawatdaruratan medis yang terjadi akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu maupun infeksi atau kombinasi keduanya.Sindrom Stevens-Johnson ditandai dengan ruam, lecet, dan kulit mengelupas. Kondisi ini bisa terjadi di mata, mulut, badan hingga area kelamin. Meski belum diketahui penyebab pastinya, sindrom Stevens-Johnson biasanya terjadi setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu.Akan tetapi, ajudan Jokowi menyampaikan Presiden Indonesia periode 2014 – 2024 itu masih dalam masa penyembuhan dari alergi kulit.Sindrom Stevens-Johnson dapat dialami oleh siapa saja. Kondisi ini sulit diketahui penyebabnya, tetapi kebanyakan dipicu oleh efek samping obat-obatan seperti:Pada anak-anak, sindrom Stevens-Johnson lebih banyak terjadi karena infeksi virus, seperti pneumonia, pilek, flu, dan sariawan. Selain itu, vaksinasi maupun infeksi virus, seperti herpes dan hepatitis A, bisa memicu terjadinya sindrom Stevens-Johnson.Tidak hanya obat dan infeksi, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, menderita HIV, menderita kanker darah hingga memiliki riwayat dan keluarga yang pernah terkena sindrom Stevens-Johnson, juga rentan menderita sindrom ini.Jika sindrom Stevens-Johnson dipicu oleh konsumsi obat-obatan, gejalanya akan muncul sekitar satu sampai tiga minggu setelah penderita mengonsumsi obat.Gejala awal yang timbul menyerupai gejala flu, seperti demam, batuk, dan sakit kepala. Selain itu, kulit terasa nyeri serta diikuti oleh munculnya ruam dan pengelupasan kulit.Pada kondisi lebih lanjut, sindrom Stevens-Jonhson juga akan menunjukkan beberapa gejala berikut ini:Keberhasilan pengobatan sindrom Stevens-Johnson akan lebih tinggi bila cepat dikenali dan ditangani. Pasalnya, kondisi ini merupakan kegawatdaruratan medis yang memerlukan perawatan secara intensif di rumah sakit.Dokter pertama-tama akan meminta penderita sindrom Stevens-Johnson untuk berhenti mengonsumsi obat-obatan yang dicurigai menjadi pemicu terjadinya kondisi ini. Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa penanganan untuk meringankan gejala dan merawat luka.Berikut beberapa penganan yang umumnya dilakukan oleh dokter:Terbentuknya lepuhan dan pengelupasan kulit berisiko menyebabkan penderita sindrom Stevens-Johnson kehilangan cairan dan keseimbangan elektrolit. Untuk mencegahnya, dokter akan memberikan terapi melalui cairan infus maupun suplemen.Untuk melindungi kulit dan mengurangi nyeri, kompres dingin pada lepuhan biasa dilakukan. Selain itu, dokter akan mengoleskan obat krim ke kulit kemudian menutup kulit dengan perban untuk mempercepat penyembuhan luka. Obat diberikan sesuai dengan tingkat keparahan luka.Dokter juga akan mengangkat kulit mati dan mengoleskan petroleum jelly sebagai upaya perawatan luka dan untuk mempercepat penyembuhan luka.Bila luka berada di area mata, perawatan dilakukan dengan pemberian salep untuk melembapkan permukaan kulit di daerah tersebut. Tujuannya adalah agar mata tidak menjadi kering.Sindrom Stevens-Johnson bisa membuat mata menjadi kering dan memicu terjadinya ulkus kornea yang berakhir dengan kebutaan.Dokter juga akan merespkan beberapa obat berikut ini untuk meringankan keluhan dan mengatasi sindrom Stevens-Johnson:Perawatan sindrom Stevens-Johnson umumnya dilakukan berdasarkan kepada keparahan gejala yang dirasakan penderitanya. Pengobatannya kurang lebih sama dengan perawatan pasien luka bakar.Kulit baru nantinya pulih dalam dua sampai tiga minggu. Namun, dalam kasus yang parah, pemulihan mungkin membutuhkan beberapa bulan, terutama jika kulit terinfeksi.
Apa Itu Sindrom Stevens-Johnson yang Dikaitkan dengan Alergi Jokowi?

Tag:Breaking News