Home / FOOD / Apa Itu Minyak Babi? Awas Bikin Makanan Halal Jadi Nonhalal

Apa Itu Minyak Babi? Awas Bikin Makanan Halal Jadi Nonhalal

Baru-baru ini, publik dikejutkan oleh pengakuan dari restoran legendaris Ayam Goreng Widuran di Solo yang ternyata menjual produk nonhalal.

Pengumuman ini datang setelah 52 tahun beroperasi, tepatnya pada Jumat, 23 Mei 2025, dan berawal dari sebuah unggahan akun @pedalranger di media sosial Thread, yang menyebutkan bahwa kremesan ayam goreng di restoran ini digoreng menggunakan minyak babi.

Dengan begitu, meski restoran ini menjual ayam atau kremesan yang sebenarnya halal bagi konsumen Muslim, proses menggoreng menggunakan minyak babi membuat produknya tidak lagi halal.

Baca juga: Ayam Goreng Widuran Jual Produk Nonhalal, Ini Ciri Makanan yang Pakai Minyak Babi

Temuan ini memicu diskusi luas, terutama di kalangan konsumen Muslim yang sangat memperhatikan aspek kehalalan dalam makanan.

Maka penting untuk memahami lebih dalam: apa itu minyak babi, dan bagaimana cara mengenalinya dalam makanan sehari-hari?

Sesuai namanya, minyak babi atau dalam istilah kuliner dikenal sebagai lard, adalah produk olahan dari lemak hewan babi.

Proses pembuatannya dilakukan dengan cara memanaskan lemak babi hingga meleleh, lalu menyaringnya.

Sebuah kiriman dibagikan oleh (@kompascom)

Hasilnya adalah cairan bening saat panas yang akan mengeras menjadi padat berwarna putih atau krem saat dingin.

Minyak babi sering digunakan dalam proses menggoreng, memanggang, atau menumis karena memberikan tekstur renyah dan rasa gurih pada makanan.

Baca juga: 3 Cara Makan Bulu Babi, Bukan Cuma Disantap Mentah

Banyak koki menggunakannya untuk membuat pastry lebih flaky (mengeripik) atau daging lebih juicy. Meski demikian, penggunaannya menimbulkan persoalan bagi kalangan tertentu, terutama umat Muslim, karena minyak babi termasuk dalam kategori haram menurut syariat Islam.

Untuk konsumen Muslim dan siapa saja yang ingin menghindari produk berbahan dasar babi, berikut tips praktis yang bisa dilakukan:

Selalu baca bahan baku dalam kemasan, terutama untuk produk impor atau tidak berlabel halal.

Pastikan produk memiliki label halal dari lembaga terpercaya seperti MUI agar aman dikonsumsi.

Baca juga: 3 Cara Masak Bulu Babi, Potong Duri Cangkangnya dengan Benar

Manfaatkan aplikasi yang bisa memindai barcode produk dan menunjukkan status kehalalannya.

Tidak ada salahnya menanyakan bahan yang digunakan, terutama di restoran atau warung makan. Ayam goreng misalnya, bisa saja dimasak dengan minyak babi walau dagingnya halal.

Kejadian di Ayam Goreng Widuran Solo menjadi pengingat pentingnya transparansi dalam industri kuliner, dan betapa krusialnya kewaspadaan konsumen dalam memilih makanan.

Menjadi selektif bukan berarti paranoid, melainkan bentuk tanggung jawab terhadap apa yang kita konsumsi.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *