Alasan Umi Pipik Lapor Polisi Setelah Abidzar Kirim Somasi, Adukan 2 Akun Medsos Bawa Barang Bukti

Jakarta Kuasa hukum Umi Pipik, Rendy Anggara Putra, akhirnya mengklarifikasi langkah kliennya melaporkan sejumlah akun medsos ke Polda Metro Jaya Jakarta, Kamis (22/5/2025), terkait dugaan penghinaan serta pencemaran nama baik.Beberapa hari sebelumnya, Abidzar Al-Ghifari melayangkan somasi terhadap (setidaknya) dua akun medsos yang mencuit ujaran kasar. Ujaran ini rupanya melukai hati istri mendiang ustaz Jefri Al-Buchori.Pertanyaan yang kemudian muncul, mengapa Abidzar Al-Ghifari kirim somasi lalu Umpi Pipik yang turun tangan mendatangi Polda Metro Jaya komplet dengan sejumlah barang bukti?“Seperti teman-teman ketahui juga, kenapa kemarin Abidzar yang melakukan somasi tapi Umi Pipik yang membuat laporan kepolisian. Ini sifatnya delik aduan,” Rendy Anggara Putra menjelaskan. “Delik aduan itu adalah orang yang terkena kejahatan langsung yang harus melaporkan kepada pihak kepolisian. Contohnya kemarin, Bapak Mantan Presiden kita Pak Jokowi yang diduga dicemarkan juga nama baiknya,” urainya.Rendy Anggara Putra mengklaim sang klien datang dengan sejumlah bukti tangkap layar cuitan akun yang dilaporkan. Melansir dari berbagai sumber, setidaknya ada dua akun yang dibawa ke polisi.Pertama, akun Twitter atau X @sound****** dan @franco*****. Komentar akun @sound****** dinilai mengandung penghinaan terhadap Umi Pipik dengan sebutan yang tak pantas. Akun lain malah dianggap jauh lebih kasar.“Begitu juga Umi pipik hari ini hadir untuk membuat laporan kepolisian terkait dengan pasal penghinaan. Bukti-bukti kita ada screenshot, beberapa cuitan dari X terus kemudian juga ada screenshot cuplikan video dari podcast,” Rendy Anggara Putra menyambung. Dalam kesempatan itu, ia membenarkan ada dua akun yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya. “Sementara ada dua akun yang sudah kita laporkan,” akunya, mendampingi Umi Pipik dan Abidzar Al-Ghifari.Sementara itu, Umi Pipik merasa sebagai warga negara berhak mendapat perlindungan hukum. Ia mengklaim, netizen perlu diberi efek jera agar tidak merundung orang seenak jidat di ruang publik termasuk medsos.