Jakarta Badan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berfokus pada perdagangan dan pembangunan, UNCTAD mengungkapkan bahwa prospek investasi internasional di tahun 2025 telah berubah menjadi negatif, karena perubahan kebijakan perdagangan global termasuk ketidakpastian seputar isu tarif impor.Laporan Investasi Dunia 2025 dari UNCTAD mengungkapkan bahwa ketegangan perdagangan telah menyebabkan revisi ke bawah pada sebagian besar indikator investasi langsung asing (FDI). Hal ini termasuk produk domestik bruto, pembentukan modal, ekspor barang dan jasa, valuta asing, volatilitas pasar keuangan, dan sentimen investor.“Jika semua ini digabungkan, hampir semuanya telah direvisi ke arah risiko yang lebih tinggi, pertumbuhan yang lebih rendah, investasi yang lebih rendah, dan seterusnya, sejak awal tahun ini,” kata Richard Bolwijn, salah satu penulis laporan tersebut, dikutip dari CNBC International, Jumat (20/6/2025).“Jika kita melihat proyeksi IMF, Bank Dunia, dan lembaga lain yang memberi kita data mentah untuk indikator-indikator ini, semuanya memburuk sejak Januari. Harapan pertumbuhan moderat yang mungkin kita miliki di awal tahun kini telah sirna,” ungkap Bolwijn, yang menjabat sebagai kepala Divisi Cabang Penelitian Investasi untuk UNCTAD.UNCTAD melihat, sejumlah perusahaan global terus mencari lokasi baru untuk produksi.“Tetapi sekarang dengan tarif, mereka semua hanya berdiam diri,” beber Bolwijn.Data pada kuartal pertama tahun 2025 menunjukkan bahwa pasar Merger dan Akuisisi serta pengumuman greenfield (pembangunan proyek baru) berada pada rekor terendah.“Pada dasarnya, pasar M&A kembali ke level krisis keuangan global,” Bolwijn menyebutkan.Dia juga menyebut, proyek investasi senilai antara USD 100 dan USD 200 miliar terancam.“Ini tidak akan hilang dalam semalam, tetapi proyek akan tertunda yang akan menyebabkan kesenjangan permanen di masa mendatang,” katanya. Meskipun tarif telah menyebabkan beberapa pengumuman proyek investasi yang ditujukan untuk merestrukturisasi rantai pasokan di sektor manufaktur, efek utamanya adalah peningkatan dramatis dalam ketidakpastian investor,” kata UNCTAD.”Data awal untuk kuartal pertama tahun 2025 menunjukkan aktivitas terendah dalam transaksi dan proyek,” ungkapnya.Laporan UNCTAD juga menunjukkan bahwa investasi langsung asing global mengalami kontraksi untuk tahun kedua berturut-turut. Pembiayaan proyek internasional, yang merupakan bagian tertinggi dari FDI di negara-negara berkembang, terus merosot pada tahun 2024.Investasi infrastruktur merupakan bagian besar dari investasi ini. Menurut laporan tersebut, nilai IPF turun 26 persen pada tahun 2024, memperpanjang penurunan tajam sejak tahun 2023.Ketidakpastian atas nilai tukar dan suku bunga jiga menjadi penyebab yang dikutip di balik dampak kondisi pembiayaan, dengan negara-negara berkembang paling membutuhkan dana ini. UNCTAD memperingatkan negara-negara ini akan paling terpengaruh oleh penurunan investasi saat ini.Secara keseluruhan, FDI ke negara-negara berkembang stabil pada tahun 2024, mencapai sebesar USD 867 miliar, tetapi selisihnya sangat lebar, menurut laporan tersebut.
Ada Perang Dagang hingga Tarif, Investasi Global 2025 Siap-Siap Loyo

Tag:Breaking News