MOSKWA, Istana Kepresidenan Rusia atau Kremlin menanggapi rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membangun sistem pertahanan rudal terbaru bernama Golden Dome atau Kubah Emas, pada Selasa (20/5/2025).
Golden Dome merupakan sebuah sistem pertahanan rudal yang bertujuan untuk mencegat rudal sebelum jatuh ke sasarannya.
Trump menjelaskan, sistem ini akan mampu mendeteksi dan mencegat rudal sejak sebelum diluncurkan hingga saat rudal itu hampir mencapai sasarannya.
Baca juga: AS Akan Bangun Golden Dome, Apa Bedanya dengan Iron Dome Israel?
Golden Dome merupakan konsep dan rencana sistem pertahanan rudal yang ditempatkan di luar angkasa, sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh AS sebelumnya.
Artinya, secara konsep, serangan dari mana pun dapat dicegat bahkan sebelum memasuki atmosfer bumi.
Di sisi lain, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menanggapi santai rencana Trump dalam membangun Golden Dome tersebut.
“Ini adalah masalah kedaulatan bagi Amerika Serikat. Jika Amerika Serikat yakin bahwa ada ancaman rudal, maka tentu saja mereka akan mengembangkan sistem pertahanan rudal,” kata Peskov, sebagaimana dilansir AFP.
Baca juga: AS Akan Bikin Golden Dome, Anti-Rudal Pertama di Luar Angkasa
“Itulah yang dilakukan semua negara,” tambahnya.
Dia menambahkan, terkait perundingan nuklir yang lebih luas, berbagai perkembangan yang ada tentu akan memicu dimulainya kembali kontak mengenai perundingan tersebut.
“Golden Dome akan mampu menghentikan rudal, bahkan jika diluncurkan dari sisi lain dunia,” kata Trump, sebagaimana dilansir AFP.
Nantinya, proyek ini akan diawasi oleh Jenderal Michael Guetlein, yang kini menjabat sebagai Wakil Kepala Operasi Luar Angkasa.
Baca juga: Sama-sama Sistem Pertahanan Rudal, Ini Perbedaan Golden Dome AS dan Iron Dome Israel
Sementara itu, Kepala Angkatan Luar Angkasa AS Jenderal Chance Saltzman mengatakan, proyek ini membawa misi-misi baru yang belum pernah dilakukan organisasi militer ruang angkasa manapun sebelumnya.
Demi merealisasikan proyek tersebut, Pemerintah AS akan menggelontorkan 25 miliar dollar AS (sekitar Rp 410 triliun) sebagai dana awal pembangunan, dengan estimasi total biaya mencapai 175 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.873 triliun).
Namun, menurut Kantor Anggaran Kongres AS, angka sebenarnya bisa jauh lebih besar.
Kantor tersebut memperkirakan, komponen luar angkasa saja bisa menelan biaya hingga 542 miliar dollar AS (sekitar Rp 8.899 triliun) selama 20 tahun ke depan.
Troy Meink, pejabat tinggi di Angkatan Udara AS dalam sidang di Senat, menyampaikan Golden Dome saat ini maih dalam tahap konsep.
Baca juga: Trump Akan Bangun “Golden Dome”, Siap Tempatkan Senjata di Luar Angkasa