WASHINGTON DC, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (20/5/2025) mengumumkan rencana pembangunan sistem pertahanan rudal luar angkasa yang diberi nama Golden Dome.
Trump menyebut proyek ini sebagai versi Amerika dari sistem Iron Dome milik Israel, dengan kemampuan yang diklaim jauh lebih canggih. Targetnya, sistem ini bisa beroperasi penuh sebelum akhir masa jabatannya.
“Golden Dome akan mampu menghentikan rudal, bahkan jika diluncurkan dari sisi lain dunia,” ujar Trump dalam pernyataan resmi di Gedung Oval, dikutip dari Sky News.
Baca juga: Sama-sama Sistem Pertahanan Rudal, Ini Perbedaan Golden Dome AS dan Iron Dome Israel
Golden Dome disebut sebagai sistem pertahanan rudal pertama yang melibatkan penempatan senjata di luar angkasa, langkah yang belum pernah dilakukan AS sebelumnya.
Trump menyatakan bahwa sistem ini akan memiliki kemampuan deteksi dan intersepsi sejak sebelum rudal diluncurkan hingga beberapa saat sebelum mencapai sasaran.
Dengan begitu, setiap ancaman dari wilayah manapun di dunia dapat dicegat bahkan sebelum memasuki atmosfer Bumi.
Trump juga mengungkapkan bahwa Kanada telah menunjukkan minat untuk berpartisipasi dalam proyek ini. “Seperti biasa, kami akan membantu Kanada sebisa mungkin,” katanya.
Proyek ini akan melibatkan sejumlah pabrik di Negara Bagian Georgia, Alaska, Florida, dan Indiana. Trump menegaskan, seluruh proses konstruksi akan dilakukan secara domestik.
Pengawasan proyek akan dipimpin oleh Jenderal Michael Guetlein, Wakil Kepala Operasi Luar Angkasa.
Sementara itu, Jenderal Chance Saltzman, Kepala US Space Force, menyatakan bahwa proyek ini akan membawa misi-misi baru yang belum pernah dicapai oleh organisasi militer luar angkasa mana pun.
Baca juga: Apa Itu Iron Dome Israel dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Untuk tahap awal, Pemerintah Amerika Serikat menyiapkan dana sebesar 25 miliar dollar AS (sekitar Rp 410 triliun). Biaya total proyek ini diperkirakan mencapai 175 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.873 triliun).
Namun, Kantor Anggaran Kongres AS (CBO) memperingatkan bahwa pengeluaran bisa membengkak jauh lebih besar.
Komponen luar angkasa saja diperkirakan dapat menelan dana hingga 542 miliar dollar AS (sekitar Rp 8.899 triliun) dalam 20 tahun ke depan.
Ironisnya, meski proyek telah diumumkan, Departemen Angkatan Udara AS menyatakan belum ada alokasi anggaran resmi untuk pelaksanaannya.
“Program ini masih dalam tahap konsep,” kata Troy Meink, pejabat tinggi Angkatan Udara AS, dalam sidang Senat.
Pengumuman pembangunan Golden Dome langsung memicu polemik di kalangan politisi dan pengamat pertahanan.
Para pendukung Trump memuji proyek ini sebagai langkah visioner untuk memperkuat keamanan nasional di tengah meningkatnya ancaman global.
Sebaliknya, para kritikus mempertanyakan kelayakan teknis, biaya yang sangat besar, serta risiko memperkeruh konflik di luar angkasa.
Baca juga: Hasil 2 Jam Trump Telepon Putin, Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Belum Terwujud