Jakarta Momentum hari raya menjadi saat yang paling dinanti umat Islam, terutama ketika tiba waktunya melaksanakan salat Idul Adha. Ibadah ini bukan sekadar kewajiban, tetapi juga momen penuh makna yang mempererat tali persaudaraan dan menumbuhkan rasa syukur atas karunia yang diberikan. Biasanya dilaksanakan di lapangan terbuka atau masjid besar, suasananya terasa khidmat dan sarat nilai spiritual.Pelaksanaan salat Idul Adha juga menandai dimulainya rangkaian ibadah kurban, di mana menjadi simbol kepatuhan dan pengorbanan sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim. Ribuan jamaah berkumpul dengan pakaian terbaik, menggemakan takbir bersama dalam nuansa kebersamaan yang menyentuh hati. Momen ini sering menjadi waktu istimewa bagi keluarga untuk berkumpul dan merayakan hari besar bersama-sama.Tak hanya sebagai ibadah, salat Idul Adha menjadi bagian dari tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Setiap tahunnya, masyarakat mempersiapkan diri jauh hari untuk menyambut hari raya ini.Mulai dari merapikan tempat ibadah hingga menyusun rencana pembagian daging kurban. Dengan semangat kebersamaan dan nilai keikhlasan yang terkandung di dalamnya, hari raya Idul Adha selalu menjadi peristiwa yang dinanti dengan penuh harap dan sukacita.Berikut ini tata cara salat Idul Adha yang rangkum dari berbagai sumber, Rabu (21/5/2025).Sholat Idul Adha adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Menurut penjelasan dalam kitab Fiqh as-Sunnah karya Sayyid Sabiq, sholat dua hari raya, termasuk Idul Adha, disyariatkan pada tahun pertama Hijriah dan hukumnya adalah sunnah muakkad.Niat sholat Idul Adha dibaca sebelum memulai sholat, baik diucapkan dalam hati maupun mengikuti imam jika sholat berjamaah. Bacaan niatnya adalah “Usholli sunnatan ‘iidil adha rok’ataini mustaqbilal qiblati imaman/ma’muuman lillaahi ta’aalaa,” yang artinya, “Saya niat salat sunnah Iduladha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”Arab: أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَىLatin: Usholli sunnatan ‘iidil adha rok’ataini mustaqbilal qiblati imaman/ma’muuman lillaahi ta’aalaaArtinya: “Saya niat salat sunnah Iduladha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”Salat Idul Adha memiliki kedudukan yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam, atau dikenal sebagai sunnah muakkadah. Artinya, meskipun tidak diwajibkan, ibadah ini sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu. Pelaksanaan salat ini menjadi simbol nyata dari ketundukan dan keteguhan iman umat Islam kepada Allah Swt.Selain sebagai bentuk ibadah, salat Idul Adha juga menjadi refleksi spiritual untuk meneladani kisah penuh keimanan Nabi Ibrahim a.s., yang rela menerima perintah Allah untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail a.s., sebagai wujud ketaatan mutlak kepada Tuhan.Dalam pandangan yang dikutip dari Universitas Islam Indonesia (UII), Hari Raya Idul Adha menjadi momen yang tepat untuk memperdalam rasa takwa sekaligus memperkuat kesetiaan seorang hamba kepada perintah Allah Swt. Momentum ini bukan hanya perayaan keagamaan semata, melainkan juga pengingat spiritual untuk selalu taat dan tunduk pada kehendak Ilahi.Pelaksanaan salat Idul Adha memiliki nilai keutamaan yang luar biasa, khususnya bagi mereka yang menunaikannya dengan hati yang tulus dan penuh keikhlasan. Melalui ibadah ini, seorang Muslim akan memperoleh pahala besar serta menunjukkan bukti konkret atas keimanannya di hadapan Allah. Keikhlasan dalam menjalankan salat ini menjadi cerminan dari kemurnian hati dan niat yang hanya mengharapkan ridha-Nya.Diriwayatkan dalam berbagai sumber, termasuk dalam penjelasan Syekh Dr. Musthafa al-Bugha melalui karyanya al-Fiqhul Manhaji, bahwa Nabi Muhammad SAW secara konsisten melaksanakan salat Idul Adha sejak perintah ini disyariatkan setelah beliau hijrah ke Madinah, hingga akhir hayatnya. Keteladanan Rasulullah ini menjadi dasar kuat bagi umat Islam untuk senantiasa menghidupkan sunah ini setiap tahunnya. Shalat Idul Adha merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dan dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah, bertepatan dengan Hari Raya Kurban. Momen ini menjadi salah satu perayaan keagamaan penting bagi umat Islam, yang tidak hanya menjadi ajang ibadah, tetapi juga sarana mempererat silaturahmi serta menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial.Berikut ini adalah tahapan lengkap yang dapat dijadikan panduan untuk melaksanakan shalat Idul Adha dengan benar dan khusyuk:Langkah awal sebelum menunaikan shalat adalah memastikan diri dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar. Lakukan wudhu secara sempurna, atau jika dalam keadaan yang mewajibkan, mandi besar (mandi junub) terlebih dahulu. Bersuci merupakan salah satu syarat sahnya ibadah shalat, sehingga harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan ketelitian.Dalam rangka menghormati hari yang agung ini, umat Islam dianjurkan untuk mengenakan pakaian yang rapi, bersih, dan sesuai syariat, yakni pakaian yang menutup aurat. Pilihlah pakaian terbaik yang dimiliki, sebagaimana Rasulullah SAW pun menggunakan pakaian khusus ketika Hari Raya. Hal ini mencerminkan sikap memuliakan ibadah dan hari raya yang tengah dijalani.Shalat Idul Adha dilakukan setelah matahari terbit dan mulai naik setinggi satu tombak (sekitar 15–20 menit setelah terbit), dan waktunya berakhir sebelum tergelincir ke waktu Zuhur. Disarankan untuk datang lebih awal ke tempat pelaksanaan, baik itu lapangan, masjid besar, atau lokasi khusus yang telah ditentukan, guna menyiapkan diri dan hati untuk beribadah secara berjamaah.Shalat diawali dengan takbiratul ihram, yaitu takbir pertama yang menandai dimulainya ibadah. Setelah itu, jamaah membaca doa iftitah, sebuah bacaan pembuka yang menjadi bagian dari sunah dalam shalat. Tahapan ini penting sebagai awal untuk memfokuskan diri kepada Allah SWT.Setelah doa iftitah, dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah di setiap rakaat. Pada rakaat pertama, setelah Al-Fatihah, imam biasanya membaca surah pendek seperti Surat Al-A’la, sementara pada rakaat kedua, surat yang dibaca bisa berupa Surat Al-Ghasyiyah atau yang lainnya. Bacaan surah ini menjadi bagian dari kekhusyukan shalat.Shalat Idul Adha memiliki kekhususan berupa takbir tambahan di setiap rakaat. Pada rakaat pertama, terdapat 7 kali takbir, dan pada rakaat kedua 5 kali takbir, tidak termasuk takbir saat berdiri dari sujud. Di sela-sela takbir ini, disunahkan untuk mengangkat tangan dan membaca dzikir seperti “Subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar”.Setelah membaca surah, shalat dilanjutkan dengan gerakan sebagaimana shalat lainnya, yaitu ruku, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya. Semua gerakan dilakukan secara tertib dan penuh kekhusyukan, mengikuti imam dalam satu kesatuan jamaah.Setelah shalat selesai, imam menyampaikan khutbah Idul Adha. Meskipun khutbah ini tidak menjadi syarat sah shalat, umat Islam sangat dianjurkan untuk mendengarkannya dengan seksama. Isi khutbah biasanya memuat pesan-pesan tentang keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, makna pengorbanan, serta pentingnya berbagi melalui ibadah kurban.Setelah khutbah selesai, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak takbir, dzikir, dan doa sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan nikmat dari Allah. Di hari yang penuh berkah ini, umat juga disunnahkan untuk bersilaturahmi, saling bermaafan, dan membagikan kebahagiaan dengan sesama, baik melalui ucapan, makanan, maupun pemberian daging kurban.Adab dan Amalan Sunnah Menyambut Hari Raya Idul AdhaHari Raya Idul Adha merupakan momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Sebagai bagian dari ibadah yang penuh makna spiritual, terdapat sejumlah amalan dan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan dalam rangka menyambut dan memuliakan hari besar ini. Mengutip dari laman mui.or.id, berikut ini adalah beberapa amalan utama yang sebaiknya dilaksanakan menjelang dan pada saat Idul Adha:Salah satu bentuk penyambutan Hari Raya Kurban yang paling utama adalah menghidupkan malam sebelum Idul Adha, yang dalam tradisi masyarakat dikenal sebagai malam takbiran. Malam ini dihiasi dengan gema takbir, tahmid, dan tahlil yang bersahutan dari berbagai penjuru.Umat Islam sangat dianjurkan memperbanyak dzikir, khususnya takbir, serta shalawat kepada Nabi, dan shalat malam, guna mengisi malam tersebut dengan amal ibadah. Malam takbiran juga dianggap sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa, sehingga menjadi kesempatan emas untuk memohon ampunan, keberkahan, serta petunjuk dari Allah SWT.Di pagi hari sebelum berangkat menuju tempat pelaksanaan shalat Id, disunnahkan untuk mandi terlebih dahulu, sebagaimana yang juga dilakukan saat hendak menunaikan shalat Jumat. Mandi ini bertujuan untuk membersihkan diri dan menunjukkan kesiapan dalam menyambut hari yang agung.Selain itu, penggunaan wewangian juga dianjurkan, terutama bagi kaum laki-laki, agar tubuh terasa segar dan tidak mengganggu orang lain dengan bau yang kurang sedap. Tak lupa, mengenakan pakaian yang bersih dan terbaik juga menjadi bagian dari adab menyambut hari raya, sebagaimana para sahabat Nabi SAW dahulu melakukan hal yang sama.Salah satu sunnah Rasulullah SAW yang sangat dianjurkan adalah berangkat menuju tempat shalat Idul Adha dengan berjalan kaki, bukan dengan kendaraan. Hal ini didasarkan pada kebiasaan Rasulullah yang diriwayatkan oleh sejumlah sahabat, di mana beliau selalu berjalan kaki saat menuju tempat shalat dan bahkan mengambil rute yang berbeda antara pergi dan pulang.Dari sahabat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ“Nabi SAW ketika shalat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.” (HR. Bukhari no. 986)Kemudian sahabat Ibnu Umar ra. juga berkata:كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا“Rasulullah SAW biasa berangkat sholat ‘ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang juga dengan berjalan kaki.” (HR. Ibnu Majah no. 1295)Berbeda dari kebiasaan saat Idul Fitri yang diawali dengan sarapan sebelum shalat, pada Hari Raya Idul Adha umat Islam dianjurkan untuk menunda makan hingga setelah pelaksanaan shalat sunnah Id. Bahkan, jika memungkinkan, sebaiknya makanan pertama yang disantap adalah daging hasil kurban, sebagai bentuk kesyukuran atas rezeki dan nikmat ibadah yang Allah karuniakan.Amalan ini menunjukkan kehormatan terhadap ibadah kurban dan menjadi simbol ketaatan terhadap anjuran Nabi.Hari raya adalah hari penuh sukacita bagi seluruh umat Muslim, oleh karena itu kita dianjurkan untuk menampakkan keceriaan, kebahagiaan, dan semangat berbagi. Salah satu bentuk kebahagiaan ini adalah dengan bersilaturahmi kepada keluarga, tetangga, dan kerabat, serta saling mengucapkan selamat dan doa-doa kebaikan.Mempererat hubungan sosial dan memperkuat ukhuwah Islamiyah merupakan bagian dari ruh Idul Adha, di samping nilai spiritual yang terkandung dalam ibadah kurban itu sendiri.
Panduan Salat Idul Adha Lengkap Mudah Dipahami, Sambut Hari Raya Penuh Berkah

Tag:Breaking News